Selasa 27 Feb 2018 18:23 WIB

Ribuan Ekor Ternak di Cirebon Mati Tersapu Banjir

Ternak yang mati terdiri dari domba, ayam, dan sapi.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nur Aini
Areal tanaman padi di Kecamatan kapetakan, Kabupaten Cirebon berubah layaknya sungai akibat terendam banjir, Kamis (26/1).
Foto: Republika/Sri Handayani
Areal tanaman padi di Kecamatan kapetakan, Kabupaten Cirebon berubah layaknya sungai akibat terendam banjir, Kamis (26/1).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Ribuan ekor ternak dari berbagai jenis di Kabupaten Cirebon mati akibat tersapu banjir. Warga berharap evakuasi terhadap bangkai ternak yang mati itu bisa segera dilakukan.

 

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Ali Efendi menyebutkan, hewan ternak yang mati akibat banjir terdiri dari domba sebanyak 1.182 ekor yang tersebar di tiga kecamatan yakni Kecamatan Ciledug, Pabedilan, dan Pasaleman.

 

Selain itu, ayam petelor sebanyak 5.000 ekor di Desa Ciledug Wetan dan Ciledug Kulon,Kecamatan Ciledug. Ditambah lagi, 10 ribu ekor ayam buras di Desa Cilengkrang Girang, Kecamatan Pasaleman, dan satu ekor sapi.

 

"Ternak-ternak itu tidak bisa diselamatkan," ujar Ali, saat dihubungi Republika.co.id melalui telepon selulernya, Selasa (27/2).

 

Salah seorang warga Blok Genteng, Desa Ciledug Wetan, Kecamatan Ciledug, Entin Sutinah, mengaku sangat bersedih dengan bencana yang dialaminya. Dalam bencana banjir yang menerjang pada Jumat (23/2) itu, dia kehilangan 30 ekor domba dan 17 ekor ayam. "Yah namanya juga musibah, mau gimana lagi," kata Entin.

 

Entin berharap, ada bantuan modal dari pemerintah untuk dirinya dan warga lain yang memelihara hewan ternak. Dengan demikian, mereka bisa memulai kembali usaha ternak mereka yang kini hancur.

 

Sementara itu, bangkai dari ternak-ternak yang mati itu menimbulkan persoalan tersendiri, terutama bagi warga yang tinggal di sekitarnya. Pasalnya, bangkai ternak tersebut menimbulkan bau yang tidak sedap. "Kami berharap bangkai hewan ternak yang mati segera dievakuasi agar tidak menimbulkan bau dan penyakit pada warga, " kata seorang warga di Kecamatan Ciledug, Agung.

Baca juga: Ribuan Hektare Padi di Lampung Selatan Terancam Rusak

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement