Selasa 27 Feb 2018 05:42 WIB

Anak Muda Dorong Plastik Berbayar Kembali Diterapkan

Anak muda untuk lebih peduli pada lingkungan dengan mengurangi sampah plastik.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Dwi Murdaningsih
Pekerja merapihkan kantong plastik di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Senin (3\10).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Pekerja merapihkan kantong plastik di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Senin (3\10).

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG -- Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) menggelar acara Zero Waste Youth Festival 2018 di tiga daerah, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kota Cimahi. Kegiatan ini menyasar kalangan generasi muda untuk ikut menyuarakan kampanye pengurangan kantong plastik.

Acara ini digelar di Kota Bandung pada Senin (26/2) sebagai bagian peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2018 di Gedung Bandung Creative Hub. Para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi se-Bandung Raya disosialisasikan dan didorong ikut aktif mengurangi sampah plastik.

Ketua Panitia Adithiyasanti mengatakan kegiatan ini mengajak anak muda untuk lebih peduli pada lingkungan, salah satunya dengan mengurangi sampah plastik. Lewat kampanye ini juga ingin menyampaikan ke pemerintah untuk kembali menerapkan aturan plastik berbayar.

"Anak muda bisa menyampaikan bahwa masyarakat membutuhkan aturan kebijakan pengurangan sampah kantong plastik. Kan kemarin ada plastik berbayar tapi sudah diberhentikan ujicobanya. Nah, kita mendorong itu diterapkan lagi," kata Dithi di Bandung Creative Hub, Jalan Laswi, Kota Bandung.

Dithi menuturkan ujicoba plastik berbayar yang sebelumnya diterapkan terbukti mengurangi sampah kantong plastik. Berdasarkan data yang dimiliki GIDKP pengurangan berkisar 55 persen. Oleh karena dampaknya yang positif, maka akan sangat baik diterapkan kembali.

Ia mencontohkan pemerintah Banjarmasin telah menerapkan kebijakan plastik tidak gratis di pasar-pasar ritel dan modern usai ujicoba. Meskipun pemerintah pusat belum menerbitkan peraturan menteri (permen) terkait teknis kebijakan tersebut. Keberanian pemda Banjarmasin inilah yang diharapkannya direplikasi di semua pemda.

Lewat festival ini, ia mengajak anak muda untuk bisa mewakili suara publik terhadap isu-isu lingkungan. Sehingga pemerintah semakin memprioritaskan persoalan sampah sebagai isu utama.

"Outputnya ke pemrintah kita kasih unjuk kebutuhan masyarakat untuk adanya kebijakan pengurangan sampah dan semangat menyuarakannya. Anak muda harus peduli dan aktif menyuarakan kepada pemerintah," tuturnya.

Direktur Eksekutif GIDKP Tiza Mafira mengatakan masalah sampah terutama kantong plastik saat ini sangat mendesak untuk diselesaikan. Dengan target pengurangan sampah 30 persen dan penanganan sampah 70 persen secara nasional pada tahun 2025, ditambah komitmen Indonesia untuk mengurangi sampah plastik di lautan sebesar 70 persen, diperlukan peran berbagai pihak untuk terlibat memecahkan masalah tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement