REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno menilai, pemilahan sampah di Jepang telah berjalan dengan baik. Setiap ketua RT memiliki tugas pokok dan fungsi (tupoksi) untuk memastikan warga memilah sampah.
"Warga yang enggak memilah sampah, enggak diangkat sampahnya. Sampai menggunung di depan rumahnya sendiri. Dengan begitu semua jadi disiplin," kata Sandiaga di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (26/2).
Hal itu ia sampaikan saat menceritakan kunjungannya ke pusat pengolahan limbah di Itabashi. Ia menceritakan, di Itabashi, sampah diolah menjadi sumber listrik.
Ada 23 instalasi pengolahan limbah sampah bekerja dengan teknologi tinggi. Setiap instalasi mampu mengolah 600 ton sampah per hari.
Dengan fasilitas ini, Jepang mampu menghasilkan 12 megawatt listrik per hari. Biaya yang dikeluarkan untuk fasilitas ini sebesar 500 juta yen per tahun.
Sandiaga menceritakan, teknik pemilahan sampah pernah beberapa kali dilakukan di Balai Kota DKI. Namun, semangat ini hanya muncul di awal-awal, sehingga tidak berlanjut hingga sekarang.
"Bagaimana bisa memulai untuk masyarakat di Jakarta kalau Balai Kota saja belum bisa memilah sampahnya?" kata Sandiaga.
Di Jakarta, tahun ini Sandiaga baru menjadwalkan pembukaan 4-5 instalasi. Pemprov DKI juga akan bekerja sama dengan Finlandia untuk mulai mengolah sampah menjadi energi listrik.