Senin 26 Feb 2018 14:38 WIB

Wisata Halal di Jabar Belum Berkembang Optimal

pembentukan pariwisata halal menjadi hal yang gampang-gampang susah.

Rep: arie / Red: Esthi Maharani
Ilustrasi Wisata Halal. (Republika/Mardiah)
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Wisata Halal. (Republika/Mardiah)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Perkembangan pariwisata ramah muslim atau disebut juga wisata halal di Jawa Barat tidak mengalami perkembangan signifikan. Menurut Kepala Dinas Pariwisata Jabar, Ida Hernida, sejumlah kendala ditemui dalam realisasi wisata halal yang diproyeksikan akan menambah kantung-kantung kawasan wisatawan di Jabar.

 

Ida mengatakan, perkembangan pariwisata halal di Jabar belum berkembang seperti yang di harapkan. Karena, Tim Percepatan Wisata Halal belum bekerja maksimal.

 

"Timnya terdiri dari Disparbud, lalu pihak-pihak yang sudah paham betul tentang wisata halal misalnya yang punya kantin halal, kemudiah para ahli, pakar yang mengerti wisata halal," ujar Ida kepada wartawan, Ahad petang (26/2).

 

Menurut Ida, Jabar menjadi daerah dengan mayoritas muslim. Sehingga, cap halal menjadi barang keseharian yang selalu ditemui pada aktifitas pariwisata. Namun, pembentukan pariwisata halal menjadi hal yang gampang-gampang susah.

 

"Hambatannya, Jabar ini kebanyakan kaum muslim sehingga kata-kata wisata halal menjadi sangat biasa, menjadi keseharian, kita memang sudah halal. Jadi ya wisata halal itu gampang-gampang susah," katanya.

 

Namun, kata dia, sebenarnya indikator sebuah kawasan pariwisata di Jabar menjadi kawasan wisata halal telah ditentukan. Seperti, adanya tempat beribadah yang representatif, wahana pariwisata sepertikolam renang yang terpisah antara laki-laki dan perempuan, dan lain sebagainya.

 

"Contohnya TSM, dia sudah menang, sebagai hotel wisata halal, semua sudah serba tercukupi," katanya.

 

Padahal, kata dia, sebelumnya pihaknya telah menentukan, Bandung Raya menjadi percontohan bagi pembentukan pariwisata halal. Namun, saat ini perkembangannya masih jalan ditempat.

 

"Akhir tahun kemarin kita sepakat yang akan dijadikan percontohan di Bandung Raya," katanya.

 

Ida berharap, untuk mempercepat realisasi wisata halal, pihaknya akan mendapat dukungan dari semua pihak. Terutama, dari pihak penyedia kawasan pariwisata, seperti restoran dan hotel.

 

Selain itu, kata dia, dukungan Kementerian Pariwisata, Gubernur Jawa Barat, pelaku industri wisata dan perguruan tinggi juga diperlukan guna memperkuat posisi tawar Jawa Barat sebagai destinasi wisata halal.Misalnya, restoran yang menyantumkan bahwa itu restoran halal.

 

"Tim kita juga harus tancap gas. Karena, sekarang belum tancap gas," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement