Senin 26 Feb 2018 14:06 WIB

Lebih dari 2.000 Warga Kuningan Mengungsi Akibat Longsor

Proses evakuasi warga sudah dilakukan sejak Ahad (25/2) dan dilanjutkan pada Senin.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Gita Amanda
Pergerakan tanah yang mengakibatkan longsor di Kabupaten Kuningan (ilustrasi).
Foto: bpbd.kuningankab.go.id
Pergerakan tanah yang mengakibatkan longsor di Kabupaten Kuningan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Sedikitnya 2.989 warga di empat desa di Kabupaten Kuningan mengungsi akibat bencana pergerakan tanah dan longsor. Proses evakuasi terhadap warga yang terdampak bencana pun akan dilanjutkan, Senin (26/2).

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Ahad (25/2) pukul 20.00 WIB, ribuan warga yang mengungsi itu berasal dari Desa Margacina dan Desa Jabranti, Kecamatan Karangkancana, Desa Pinara dan Desa Mungkuldatar, Kecamatan Ciniru.

Di Desa Margacina, Kecamatan Karangkancana, bencana gerakan tanah dan longsor terjadi di Dusun Cipari, Rabu (21/2). Di dusun itu, hingga Ahad (25/2) pukul 20.00 WIB, tercatat ada 612 jiwa yang mengungsi. Sebanyak 200 jiwa mengungsi di posko Kaduagung dan 412 jiwa menyebar di rumah sanak keluarganya.

"Proses evakuasi warga di Dusun Cipari dinyatakan telah selesai," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuingan, Agus Mauludin.

Di Dusun Cipari, tercatat ada 205 rumah warga yang terdampak, dua mushola, satu masjid, satu sekolah dasar (SD) dan satu posyandu. Hujan deras di dusun tersebut juga membuat ruas jalan utama Desa Kaduagung Dusun Cipari ambles sepanjang kurang lebih dua kilometer.

Sementara itu, di Desa Jabranti, Kecamatan Karangkancana, gerakan tanah dan longsor, pada Kamis (22/2), telah memaksa 1.333 warga di tiga dusun di desa tersebut juga mengungsi. Adapun ketiga dusun tersebut, yakni Dusun Banjaran, Dusun Winduherang dan Dusun Jabranti.

Agus mengungkapkan, proses evakuasi terhadap warga di tiga dusun tersebut untuk sementara dihentikan, pada Ahad (25/2) malam. Sebab proses tersebut terkendala kondisi cuaca hujan, petir dan mati lampu di lokasi.

"Proses evakuasi terhadap warga berlanjut Senin ini," terang Agus.

Di Desa Pinara, Kecamatan Ciniru, gerakan tanah dan longsor melanda empat dusun. Yakni Dusun Babakan, Dusun Cihanjuang, Dusun Cijoho dan Dusun Jatimulya.

Adapun jumlah warga yang pengungsi hingga, Ahad (25/2) malam, tercatat ada 943 jiwa. Lokasi pengungsian mereka tersebar di aula Kecamatan Ciniru 255 jiwa, gedung PGRI Desa Cijemit, Kecamatan Ciniru ada 250 jiwa, gedung Veteran Kecamatan Ciniru 156 jiwa, gedung SMPN 1 Ciniru, Balai Desa Cijemit 216 jiwa, Pesantren Desa Cijemit 15 jiwa, Dusun Sukacai Desa Cijemit 51 jiwa dan sisanya sekitar 567 jiwa belum tercatat di lokasi.

Proses evakuasi terhadap warga pun sementara dihentikan, pada Ahad (25/2) malam. Sebab kondisi cuaca yang tidak memungkinkan, proses evakuasi tersebut berlanjut pada Senin (26/2).

Selain melanda tiga desa, bencana longsor juga melanda Dusun Wage, Desa Mungkaldatar, Kecamatan Ciniru, Selasa (20/2) lalu. di dusun tersebut, tercatat ada 101 jiwa yang sudah mengungsi ke rumah sanak keluarga mereka.

Longsor dari tebing di Dusun Wage itu menimpa satu unit TPA, satu unit mushala, satu unit garasi milik warga, satu unit motor milik warga, satu unit Posyandu, dan ruas jalan dusun hingga tak bisa dilalui kendaraan roda dua maupun empat.

"Untuk korban jiwa nihil," tutur Agus.

Hingga Ahad (25/2) pukul 17.00 WIB, pembukaan akses jalan lanjutan yang tertimpa longsoran dengan menggunakan alat berat (beko) sudah mencapai sekitar 75 persen. Kegiatan tersebut akan dilanjutkan, pada Senin (26/2).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement