REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Sungai Cilamaya yang melintasi Dusun Bojonghili, Desa Gempolkolot, Kecamatan Banyusari, Karawang, meluap. Luapan air sungai itu, menggenangi 18 rumah dan satu hektare sawah.
Adapun ketinggian air bervariasi antara 10-15 centimeter. Saat ini, 69 jiwa yang terdampak genangan ini siap siaga mengungsi.
Saepul Anwar (34 tahun), warga setempat, mengatakan, luapan Sungai Cilamaya ini membuat puluhan jiwa waspada. Sebab, saat sekarang hujan masih mengguyur kawasan ini. Dengan begitu, warga meningkatkan kewaspadaan. Khawatir debit air sungai akan terus naik.
"Ada 69 jiwa yang rumahnya tergenang air. Malam ini, kita meningkatkan ronda. Kalau air naik, kita sudah siap siaga mengungsi," ujarnya, kepada Republika, Ahad (25/2).
Meluapnya Sungai Cilamaya ini, lanjut Sepul, sudah dilaporkan ke BPBD setempat dan pemerintaha desa. Kejadian ini, tak bisa diatasi. Mengingat, genangan ini akibat debit air sungai tersebut terus meningkat. Seiring dengan tingginya curah hujan.
"Yang bisa kami lakukan yaitu siap siaga," ujarnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Karawang, Banuara Nadeak, membenarkan adanya laporan 69 jiwa terdampak meluapnya Sungai Cilamaya. Wilayah yang tergenang ini, merupakan lokasi yang berbed dari tanggul yang jebol.
Permukiman yang banjir ini akibat air sungai terlalu tinggi, sehingga meluap ke daratan. "Kami juga waspada di desa ini. Bila, air terus tinggi, tim BPBD yang sudah siaga di lokasi, akan meminta warga untuk mengungsi," ujarnya.
Terkait dengan tanggul sungai yang jebol di Desa Mekarmaya, Kecamatan Cilamaya Wetan, Banuara mengaku, pihaknya sudah melakukan perbaikan tanggul sementara. Yaitu, menambal tanggul dengan karung berisi pasi dan tanah. Akan tetapi, volume air sungai ada peningkatan. Sehingga, air tetap merembes dan mengalir ke bantaran.
"Beruntung, air sampai saat ini tidak menggenangi pemukiman. Jadi, di wilayah itu kondisinya cukup aman," ujarnya.