Ahad 25 Feb 2018 10:01 WIB

Sempat Heboh, Ternyata Tiga Ton Sabu Belum Ditemukan

Satgas Polri dan Bea Cukai masih melakukan patroli kapal ikan asing.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Andri Saubani
[ilustrasi] Kapal asal Taiwan berbendera Singapura yang membawa 1,6 ton sabu-sabu di Perairan Helen Mars Karang Banten, Kepulauan Riau, Selasa (20/2).
Foto: Dok Polda Kepri
[ilustrasi] Kapal asal Taiwan berbendera Singapura yang membawa 1,6 ton sabu-sabu di Perairan Helen Mars Karang Banten, Kepulauan Riau, Selasa (20/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Polisi Eko Daniyanto mengklarifikasi kabar terkait adanya temuan sabu sebanyak tiga ton yang diduga diangkut sebuah kapal ikan berbendera Taiwan pada Jumat (23/2) lalu. Menurut Eko, tim gabungan belum menemukan barang bukti tersebut setelah melakukan puluhan jam pencarian.

Mengenai kabar ditemukannya sabu tiga ton tersebut, sedari awal Eko membantah telah membenarkan kabar tersebut. "Abang (Eko) tidak mengatakan seperti itu ya (temuan tiga ton)," kata Eko saat mengklarifikasi melalui pesan singkatnya, Ahad (25/2).

Adapun, kabar soal tiga ton sabu yang beredar itu diketahui merupakan dugaan. Hanya saja, kabar tersebut cepat meluas di kalangan media massa. Padahal, menurut Eko, timnya di lapangan masih terus bekerja melakukan penggeledahan.

Intinya, lanjut Eko, Satgas Polri dan Bea Cukai saat ini sedang melaksanakan kegiatan patroli bersama dalam upaya pencegahan terhadap kapal-kapal Ikan yang datang dari Cina, Taiwan, Vietnam, atau Myanmar yang patut diduga membawa narkotika. "Tentang hasil dan tidaknya bahwa kita sdh maksimal melaksanakan kegaiatan patroli gabungan dilaut dalam bentuk pencegahan," kata Eko.

Eko menambahkan, apa pun hasilnya bahwa semua usaha dan upaya tim dilakukan secara maksimal. Hal ini dalam rangka Indonesia harus siap menghadapi serbuan sindikat narkotika internasional yang mencoba memasukan narkotika ke Indonesia dengan berbagai cara atau modus operandi. "Seperti yang 1.622 ton yaitu via kapal Laut," ujar Eko mencontohkan.

Hal itu menjadi analisis Polri bahwa petugas harus fokus kepada kapal ikan yang datang dari Cina, Taiwan atau Vietnam untuk dilakukan patroli gabungan Satgas Polri atau Polda jalur patai utara Sumatra bersama sama dengan Pol Air serta Bea Cukai untuk melaksanakan pemeriksaan. Hal ini dilakukan juga dengan melibatkan anjing pelacak K-9 dengan kegiatan preventif atau pencegahan ini.

"Sehingga kita bisa mengantisipasi serbuan sindikat narkotika internasional yang mencoba menyeludupkan narkotika dengan jumlah besar via kapal ikan ini," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement