REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan jumlah korban meninggal akibat longsor di Desa Pasir Panjang, Brebes, Jawa Tengah bertambah menjadi sembilan orang.
"Hingga Sabtu, sembilan orang meninggal dunia dan 13 orang masih dinyatakan hilang. BPBD Kabupaten Brebes telah mendirikan pos komando di rumah warga terdekat lokasi bencana," kata Sutopo melalui siaran pers, Sabtu (24/2).
Penanganan darurat longsor melibatkan TNI/Polri, sukarelawan, organisasi masyarakat dan aparat desa setempat. Pencarian pada Jumat (23/2) pukul 15.30 WIB sempat dihentikan karena cuaca hujan lebat. Sutopo mengatakan longsor di Desa Pasir Panjang, Kecamatan Salem, Brebes murni bencana alam. Longsor terjadi di hutan produksi milik Perhutani. Longsor terjadi bukan karena perubahan konservasi lahan atau tata ruang.
Luasan longsor mencapai 16,8 hektare dengan panjang longsoran satu kilometer. Lebar mahkota longsor mencapai 120 meter, sedangkan lebar di bagian bawah 240 meter. "Ketebalan longsor mencapai lima meter sampai 20 meter dengan volume diperkirakan mencapai 1,5 juta meter kubik," ujarnya.
BPBD Brebes dibantu TNI /Polri serta satuan kerja perangkat daerah (SKPD) setempat telah memasang rambu peringatan longsor di ruas jalan yang menghubungkan Kecamatan Palem dengan Kecamatan Banjarharjo.
Bupati Brebes Idza Priyanti juga telah menetapkan status tanggap darurat longsor selama 14 hari, terhitung Kamis (22/2) hingga Rabu (7/3). Selain di Brebes, longsor terjadi di Kabupaten Purbalingga pada Kamis (22/2) yang mengakibatkan empat orang meninggal, lima orang luka ringan dan satu orang luka berat.