Sabtu 24 Feb 2018 08:24 WIB

Pelukan Hangat Dedi Mulyadi untuk Tacim

Tacim kerja serabutan dan tulang punggung keluarga.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Rahmat Santosa Basarah
Pelukan hangat Dedi untuk Tacim
Pelukan hangat Dedi untuk Tacim

REPUBLIKA.CO.ID,KARAWANG -- Hiruk pikuk dan keramaian pilkada serentak, ternyata menguak tabir lain yang terjadi di masyarakat. Salah satunya, dialami oleh Calon Wakil Gubernur Jabar Dedi Mulyadi. Cawagub yang berpasangan dengan Cagub Deddy Mizwar ini, tertegun ketika dirinya menjumpai seorang pemuda depresi di Kabupaten Karawang. Penyebab pemuda ini mengalami kesehatan jiwa, akibat memikirkan nasib adiknya yang ingin untuk terus bersekolah.

Dedi menyebutkan, pada Jumat sore kemarin (23/2) saat sedang keliling menjumpai warga di Dusun Babakan, Desa Gembongan, Kecamatan Banyusari, Karawang, dirinya dicegat oleh salah seorang kepala dusun. Kepala Dusun itu, bernama Semar (40 tahun). Kepala dusun ini ingin Dedi untuk menemui seseorang.

Kepada Dedi, Semar menceritakan jika Tacim ini merupakan anak putus sekolah. Pemuda itu, hanya mengenyam pendidikan sampai kelas delapan tingkat SMP. Keterbatasan ekonomi, memaksa Tacim untuk berhenti sekolah.

 

Orang tuanya hanya buruh serabutan. Penghasilannua juga pas-pasan. Tacim kemudian, menjadi tulang punggung bagi keluarganya. Dia bekerja serabutan juga. Bahkan, uang tabungannya dibelikan kambing sebagai usaha lainnya.

 

Rupanya, kondisi seperti ini membuat mental Tacim menjadi terganggu. Terutama, sejak dua bulan terakhir. Pemuda ini, kerjanya hanya melamun saja. Bahkan, saat melihat kucing, dia langsung lari ke atas pohon, seolah-olah sangat ketakutan.

 

"Saya dan warga disini sering bertanya ke Tacim, jawabnya sangat sederhana dia takut keluarganya tidak makan dan adiknya tidak sekolah," ujar Semar dihadapan Dedi Mulyadi.

 

Kemudian, lanjut Semar, dirinya sebagai kepala dusun berupaya untuk menyebuhkan Tacim. Salah satunya, dengan membawa pemuda itu berobat ke RS. Untuk biayanya, kambing milik Tacim di jual. Lalu, Semar juga menggalang dana dari warga supaya bisa terkumpul membantu Tacim berobat.

 

Tapi, hasil penggalangan dana sangat minim. Hasil penjualan kambing juga sudah habis untuk berobat. Namun, kesehatan jiwa Tacim masih belum pulih 100 persen. Karenanya, saat Semar mendengar ada Cawagub Dedi berkunjung ke kampungnya, dia berusaha untuk membawa calon wakil gubernur ini menemui Tacim. "Tacim sudah tiga kali dibawa ke dokter. Tapi hasilnya belum menggembirakan," ujar Semar.

 

Mendengar penuturan Semar, Dedi tertegun sejenak. Kemudian, dia meminta untuk dipertemukan dengan Tacim dan keluarganya. Saat berkomunikasi dengan keluarganya, ibu kandung Tacim tak mengetahui persis perubahan kejiwaan yang melanda anaknya. "Tidak tahu penyebab Tacim begini, tapi dia sering bilang takut adiknya yaitu Enok tak bisa sekolah," ujarnya.

 

Kemudian, Dedi meminta kepada ibu dan adik Tacim untuk memeluk pemuda ini.  Pelukan hangat dari orang-orang yang dicintai, diyakini Dedi bisa meringankan beban psikologis yang dialami oleh Tacim.

 

Menurut Dedi, kasus Tacim bukannya masalah tunggal di Jabar. Apalagi, beban sebagai tulang punggung keluarga, menjadikan kondisi psikologis seseorang kian berat. Salah satunya yang dialami oleh Tacim.

 

"Saat anak seusia Tacim sibuk dengan bermain gadget atau jadi anggota geng motor, Tacim harus menjadi tulang punggung keluarga. Kondisi keterbatasan ekonomi membuatnya depresi," ujar Dedi.

 

Apalagi, yang ditakutkan Tacim sangat sederhana. Yaitu,  khawatir keluarganya tidak makan. Serta adiknya, Enok, tidak sekolah. Sungguh sangat mulia pemikiran pemuda ini.

 

Solusinya, jika Dedi bersama pasangannya Deddy Mizwar terpilih kelak, akan membangun RS jiwa di setiap karesidenan di Jabar. Supaya, warga dengan tingkat depresi yang tinggi segera diobat. 

 

Tetapi mereka tidak dijauhkan dengan keluarganya. Mengingat, dorongan dari keluarga sangat penting sebagai langkah untuk penyembuhan bagi penderita kesehatan jiwa ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement