Sabtu 24 Feb 2018 04:00 WIB

Banjir Rendam Puluhan Ribu Rumah di Pulau Jawa

Pada akhir Februari banjir rendam puluhan ribu rumah di wilayah Pulau Jawa.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Bayu Hermawan
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho
Foto: RepublikaTV/Fakhtar Khairon Lubis
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat banjir terjadi dan merendam puluhan ribu rumah di berbagai tempat di Pulau Jawa, sejak akhir Februari ini. Hal tersebut karena tingginya intensitas hujan di wilayah Pulau Jawa.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, wilayah di utara Brebes, Jawa Tengah kembali dilanda banjir. Ribuan rumah di Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes terjadi banjir akibat luapan Sungai Cisanggarung dan sebagian tanggul jebol dengan ketinggian banjir antara 50 - 120 cm. Ia mengungkapkan, petugas membutuhkan perahu karet untuk mengevakuasi warga.

"Kemudian banjir besar melanda wilayah di Kabupaten Cirebon pada Jumat (23/2) siang. Banjir terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi disertai meluapnya sungai Cibeureus dan Sungai Cisanggarung," katanya.

Tak hanya itu, ia menyebut tanggul di beberapa titik jebol menyebabkan banjir merendam permukiman, lahan pertanian dan fasilitas publik. Banjir melanda sembilan kecamatan, yaitu Kecamatan Losari, Waled, Gebang, Ciledug, Pasaleman, Pabedilan, dan Plumbon. Ketinggian air banjir sekitar 100 200 centimeter (cm). "Terdapat sekitar 20.000 rumah terendam banjir. Banjir menyebabkan jalur kereta api lumpuh total," ujarnya.

Ia menjelaskan jalur kereta DAOP 3 Cirebon terganggu, tepatnya jalur tengah antara Stasiun Ciledug-Ketanggungan mengarah ke Purwokerto dan Stasiun Tanjung-Losari arah Tegal. Kemudian, kata dia, banjir juga melanda wilayah di Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat sejak Rabu (21/2) kemarin pukul 14.00 WIB.

"Banjir melanda Desa Margacina Kecamatan Karangkancana. Sebanyak 250 KK / 987 jiwa mengungsi . Kemudian di Kabupaten Bandung banjir kembali melanda 7 kecamatan yaitu Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Majalaya, Paseh, Ibun dan Solokan Jeruk pada 23 Februari 2018," jelasnya.

"Intensitas hujan yang tinggi selama tiga hari ini telah mengakibatkan terjadinya banjir longsor di Kabupaten Bandung," ujarnya.

Dampaknya, kata dia, 9.938 rumah tergenang, 29.814 jiwa terdampak banjir, dan 10 gedung sekolah tergenang. Arus lalin penghubung dari Andir ke Katapang, Dayeuh Kolot ke Banjaran, Dayeuhkolot ke Ciparay dan dari Majalaya ke Rancaekek saat ini lumpuh total tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda dua maupun empat. Ketinggian banjir bervariasi mulai dari 30 hingga 200 centimeter.

Di tempat lain, Sutopo menyebut gerakan tanah atau longsor masih berlangsung di wilayah empat Kecamatan di Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah. Amblesan dan retakan tanah makin meluas pada 23 Februari 2018. Sebanyak 98 KK (358 jiwa) terancam longsor. Pengungsi tercatat 407 jiwa yang terdapat di tenda pengungsian, rumah saudaranya, dan gedung pertemuan desa.

Sutopo menjelaskan, empat kecamatan yang terancam longsor adalah Kecamatan Purwantoro Desa Sumber Dusun Sumber dan Dusun Galih, longsor mengancam 28 KK 88 jiwa. Kemudian Kecamatan Kismantoro Desa Gedawung Dusun Joho mengancam 50 KK 210 jiwa. Selain itu, Kecamatan Karang Tengah Desa Temboro Dusun Belang mengancam 6 KK 21 jiwa. Terakhir, Kecamatan Manyaran Desa Kepuhsari Dusun Kajuman terancam 14 KK 39 jiwa.

"Masyarakat diimbau untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi banjir dan longsor. Selama Februari 2018, curah hujan di Jawa akan berintensitas tinggi. Februari 2018 adalah puncak hujan. Kondisi tanah sudah jenuh air sehingga potensi banjir dan longsor meningkat," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement