REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Setidaknya 11 kereta api (KA) relasi Semarang dari maupun ke arah barat harus memutar jalur akibat banjir yang terjadi di wilayah Cirebon, Jawa Barat.
"Banjir terjadi pada KM 185+500 sampai 186+600 antara Stasiun Tanjung-Losari," kata Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi IV Semarang Suprapto di Semarang, Jumat (23/2) malam.
Ia menjelaskan lokasi banjir yang menggenangi jalur KA itu masuk dalam wilayah Daops III Cirebon akibat curah hujan yang tinggi pada Jumat ini di wilayah Cirebon.
Menurut dia, KAI memberlakukan rekayasa pola operasi memutar agar KA tetap bisa melintas, yakni semula adalah melewati rute Cirebon-Brebes-Tegal, demikian sebaliknya.
"Dengan pola operasi memutar, jalurnya menjadi Cirebon-Prupuk-Slawi-Tegal, demikian sebaliknya. Kami mencatat ada 11 perjalanan KA yang harus direkayasa memutar," katanya.
Suprapto menyebutkan 11 KA tersebut, yakni KA 97 (KA Ciremai relasi Semarang-Bandung), KA 143 (KA Jayabaya relasi Malang-Jakarta), KA 77 (KA Gumarang relasi Surabaya-Jakarta).
Kemudian, KA 13 (KA Argo Muria relasi Semarang-Jakarta), KA 201 (KA Tawang Jaya relasi Semarang-Jakarta), KA 144 (KA Jayabaya relasi Jakarta-Malang), KA 178 (KA Kertajaya relasi Jakarta-Surabaya).
"Empat KA lainnya, KA 56 (KA Bangunkarta relasi Jakarta - Surabaya), KA 172 (KA Matarmaja relasi Jakarta - Malang), KA 78 (KA Gumarang relasi Jakarta - Surabaya) dan KA 12 (KA Argo Sindoro relasi Jakarta - Semarang)," katanya.
Diakuinya, pola operasi memutar itu membuat perjalanan KA dari Jakarta dan Bandung menuju Semarang atau sebaliknya mengalami keterlambatan sekitar 2-3 jam.
"Kami dari Daops IV Semarang memohon maaf atas keterlambatan dan ketidaknyamanan atas keterlambatan perjalanan KA yang diakibatkan faktor alam ini," kata Suprapto.