Jumat 23 Feb 2018 20:00 WIB

Potensi Teknologi Blockchain, tidak Hanya Bitcoin

Memberikan pemahaman menyeluruh tentang teknologi blockchain.

Pengamat Teknolog Spasial Dr A Istamar yang juga CEO PT Esri Indonesia saat memaparkan materi di Konferensi Teknologi Blockchain yang digelar di Jakarta, Jumat (24/02).
Foto: Dok: Istimewa
Pengamat Teknolog Spasial Dr A Istamar yang juga CEO PT Esri Indonesia saat memaparkan materi di Konferensi Teknologi Blockchain yang digelar di Jakarta, Jumat (24/02).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Konferensi Teknologi Blockchain digelar di Indonesia. Acara yang diselenggarakan di Ritz Carlton Mega Kuningan, di Jakarta, ini bertujuan untuk memberikan pemahaman menyeluruh tentang teknologi blockchain dengan memusatkan perhatian pada bagaimana mengatasi tantangan implementasi. Memanfaatkan sebaik-baiknya peluang dan manfaat dari inovasi dan gangguan yang dihasilkan oleh teknologi ini.

Konferensi dihadiri 50 profesional senior dari berbagai industri. Salah satu pembicara utama adalah Pengamat Teknolog Spasial, Dr A Istamar yang juga CEO PT Esri Indonesia.

Dalam konferensi internasional ini dibahaspertumbuhan “blockchain” yang luar biasa melebihi cryptocurrencies dan jaringan peer to peer dan transaksi no-trust-required. Istamar menjelaskan, rantai di blockchain adalah rantai transaksi dalam bentukLedger Entry tentang aset yang bisa berupa uang, citra, data, peta, dan dokumen.

“Sebagai registri yang tidak dapat diubah untuk transaksi token digital, blockchain cocok untuk aplikasi geospasial yang melibatkan data yang sensitif atau publik, perangkat otonom, dan pendaftaran kepemilikan tanah,” kata Istamar.

Menurut Istamar, data publik seperti peta jalan, persil, model terrain, atau peta laut, tersedia untuk umum tanpa hub pusat yang dapat memberikan kesenjanganterhadap data. Selain itu keunggulan lainnya adalah catatan publik dapat dijaga dari perubahan dan kontribusi pihak yang tidak berwenang.

“Salah satu negara yang telah mencanangkan penggunaan blockchain untuk efisiensi pelayanan publik adalah Dubai, dengan program smart city-nya,” ungkap Istamar.

Istamar juga menyampaikan bahwa dalam adopsi Internet of Things (loT) yang semakin meningkat, blockchain akan memungkinkan perangkat otonom bernegosiasi dan saling berkomunikasi langsung. Seperti pesawat tak berawak yang menegosiasikan penggunaan ruang udara. Atau mobil kemudi mandiri yangmencari sendiri jalur jalan, tempat parkir atau penggunaan jalan.

“Dalam blockchain kadaster (kepemilikan tanah) memungkinkan kepemilikan terdaftar pada blockchain, dapat diverifikasi langsung oleh penjual dan pembeli tanpa melalui proses administratif yang panjang,” jelas Istamar.

Adopsi teknologi Blockchains berkembangpesat dan akan sangat bijak bagi pelaku usaha untuk tetap mengikuti perkembangan teknologi yang unik ini. PT Esri Indonesia sebagai narasumber pemateri, adalah perusahaan software sistem informasi geografi internasional, GIS berbasis web, Big Data dan manajemen geodatabase. Pusat Esri berada di kota Redlands, California.

Produk Esri memiliki pasar 40.7 persen. Tahun 2014 Esri menguasai 43 persen pasar perangkat lunak GIS di seluruh dunia. Ada pun konferensi blockchain ini diadakan oleh Knowledge Hut, perusahaan yang bergerak di bidang pemberdayaan kemampuan tenaga profesional yang memiliki kantor di USA, Australia, UK,Singapore, Kanada, New Zealand, dan India.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement