Jumat 23 Feb 2018 21:36 WIB

Sukuk Ritel: Patungan Halal untuk Infrastruktur

Indonesia menerbitkan sukuk ritel untuk mendanai pembangunan proyek infrastruktur.

Proyek Dengan Biaya Sukuk. Pengerjaan proyek LRT di kawasan Cawang, Jakarta. ilustrasi
Foto: Republika/ Wihdan
Proyek Dengan Biaya Sukuk. Pengerjaan proyek LRT di kawasan Cawang, Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fuji Pratiwi

Seolah bertatap langsung, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengajak masyarakat Indonesia untuk ikut membangun negeri ini dengan berinvestasi di sukuk ritel (SR) yang diterbitkan negara. Tidak cuma aman, investasi di sukuk ritel juga membantu persoalan mendasar yang sedang dihadapi Indonesia. Begitu kurang lebih kata Sri Mulyadi dalam video 'promosi' sukuk tabungan pertama (ST-001) pada 2016 lalu.

Setelah lama sendiri, seri sukuk ritel SR akhirnya punya kawan, yakni ST. SR dan ST adalah dua dari tujuh jenis surat berharga syariah negara (SBSN). Ada yang masih terbit, ada pula yang tidak. Yang pasti, SR dan ST adalah SBSN ditujukan buat individu, sementara yang jenis SBSN lain umumnya untuk institusi.

Sejak digagas sejak 2005, SR pertama (SR-001) akhirnya terbit pada 2009. Pemerintah kemudian menjadikan SR sebagai instrumen pembiayaan negara yang rutin diterbitkan dengan tenor tiga tahun dengan akad ijarah. Sementara ST yang masih semata wayang, diterbitkan dengan akad wakalah dengan tenor dua tahun. Pada Februari 2018 ini, pemerintah menerbitkan seri ke 10, SR-010.

Kementerian Keuangan jelas menyatakan penerbitan sukuk ritel untuk membiayai percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Klaim itu kemudian resiprok dengan laporan Kementerian Agama sebagai salah kementerian yang menggunakan dana SBSN.

Dalam Rakernas Kementerian Agama akhir Februari 2017 lalu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menunjukkan before and after bangunan KUA, UIN, dan asrama haji yang direnovasi memakai dana SBSN.  Selama satu setengah tahun melaporkan aneka kabar tentang keuangan syariah, termasuk SR dan ST, itu kali pertama kali hasil nyata SBSN ditunjukkan.

Pembangunan sepasang jalur kereta listrik dari Manggarai ke arah Bekasi masih berlangsung, duitnya dari SBSN. Selama ini, jalur itu tak cuma dipakai KRL Commuter, tapi juga kereta lintas Jawa sehingga betapa padatnya antrean kereta dari dan ke arah Bekasi.

Itu pula yang Direktur Pembiayaan Syariah Ditjen Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan, Suminto, sampaikan melalui pesan aplikasi daring pada Jumat (23/2). ''SR-010 digunakan untuk membiayai defisit APBN 2018 menggunakan underlying aset proyek-proyek infrastruktur Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan,'' tulis Suminto.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement