REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) meresmikan pabrik pengolahan ikan di Teluk Saleh, Kecamatan Pelampang, Kabupaten Sumbawa. pabrik milik PT Bali Seafood International (BSI) merupakan pabrik pengolahan ikan pertama berkelas international yang berinvestasi di NTB.
"Kini, NTB memiliki sebuah pabrik pengolahan ikan berkelas dunia," ujar Sekretaris Daerah NTB Rosiady Sayuti saat peresmian pabrik pengolahan ikan di Teluk Saleh, Sumbawa, NTB, Kamis (22/2).
Rosiady menjelaskan, pabrik ini akan mengolah sumber kekayaan ikan di perairan NTB, terutama yang berada di kawasan Teluk Saleh, Moyo, dan Tambora (Samota). "Pabrik ini dikembangkan atas investasi sejumlah investor Amerika yang tergabung dalam BSI," tuturnya.
Rosiady berharap, keberadaan pabrik pengolahan ikan ini mampu memberikan manfaat, tidak hanya bagi perusahaan saebagai pengolahan ikan, tapi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan perekonomian daerah.
"Pengaruh positif seperti itulah yang kita harapkan," ucap Rosiady.
Sekda Kabupaten Sumbawa Rasyidi berharap BSI mampu meningkatkan penghasilan masyarakat Sumbawa khususnya para nelayan yang ada di 18 kecamatan pesisir di Kabupaten Sumbawa, terutama yang ada di Desa Teluk Santong.
Rasyidi juga mengusulkan pada produk yang dihasilkan terdapat sebutan Sumbawa supaya ketika orang melihat baik orang dalam negeri dan luar negeri bisa mengenal produk tersebut di produksi di Sumbawa.
"Itu adalah suatu kebanggaan tersendiri dan memberikan semangat bagi masyarakat setempat. Harapannya BSI bisa memproduksi ikan sebanyak-banyaknya sepanjang masa tidak hanya sampai 30 tahun tapi selamanya," kata Rasyidi.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB Lalu Hamdi mengatakan, kehadiran pabrik pengolahan ikan sudah lama dinantikan karena menjadi salah satu pemicu terhadap percepatan pembangunan kawasan Samota. Menurut Hamdi, Samota merupakan kawasan strategis Pemprov NTB dan pemerintah pusat pun menjadikan kawasan ini sebagai kawasan strategis nasional.
"Kawasan ini sebagai tempat pengolahan ikan berkelas dunia," ujar Hamdi.
Hamdi menyebutkan, Teluk Santong merupakan kawasan perairan yang tingkat penghasilan ikannya bisa mencapai 170 ton per tahun dan di dalam perairan Teluk Saleh bisa menghasilkan sebanyak 36 ribu ton per tahun, termasuk di dalamnya 7 ribu ton ikan kakap dan kerapu.
"Ini tentu menjadi peluang yang besar untuk BSI bisa berkembang sebagai perusahaan yang bisa mengekspor produk perikanan pertama dari NTB ke tingkat dunia," kata Hamdi.
Hamdi berharap, BSI tidak sekadar mengekspor ikan kakap dan tuna, melainkan jenis ikan lain. Saat ini, jumlah nelayan di sekitar Teluk Saleh mencapai 3.800 orang. Keberadaan BSI, lanjut Hamdi, mampu mempermudah proses penjualan dari para nelayan.
"Hasil nelayan bisa lebih mudah proses penjualanya, tidak harus mengirim hasil tangkapannya ke Bima atau Lombok dengan proses panjang, tapi langsung di satu tempat sehingga antara nelayan dan BSI dapat saling menguntungkan," ungkap Hamdi.