REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan hari ini telah kembali ke Tanah Air setelah 10 bulan menjalani perawatan di Singapura. Hingga kini, kasus penyiraman air keras terhadap Novel belum berhasil diungkap.
Wakil Ketua KPK Laode M Syarif mengatakan Kapolda Metro Jaya Inspektur Jendral Idham Azis menyampaikan tim penyidik masih terus bekerja mencari pelaku penyerangan pada Novel Baswedan. "Pak Kapolda baru menjawab WhatsApp saya, tim masih sedang bekerja dan mudah-mudahan yang menyerang mas Novel bisa ditemukan dalam waktu yang tidak lama lagi," kata Syarif di gedung KPK, Jakarta, Kamis (22/2).
Syarif sangat berharap polisi bisa segera mengungkap pelaku dan memprosesnya lebih lanjut. Karena, dengan terungkapnya pelaku penyerangan Novel maka prasangka selama ini bisa hilang.
"Penyerang dapat bisa ditemukan dalam waktu yang tidak lama lagi. Sehingga segala prasangka yang beredar bisa ditemukan jawabannya," ujarnya.
Lebih lanjut, Syarif juga mengucapkan terima kasih atas dukungan, doa serta simpati masyarakat Indonesia pada Novel dan keluarga. Dia juga mengucapkan terima kasih pada Presiden Joko Widodo atas bantuan pemerintah membiayai pengobatan Novel.
"Saya ingin mengucapkan teima kasih pada presiden, Menkeu yang telah memberi bantuan biaya pengobatan," kata dia.
Syarif menambahkan saat ini Novel belum sembuh total. Mata kiri Novel belum bisa melihat dan masih akan menjalani operasi lanjutan. "Mas Novel sampai hari ini belum pulih karena masih butuh operasi di mata bagian kiri. Akhir maret operasi lagi, mohon doa agar bisa berhasil," tuturnya.
Novel diserang dengan air keras dan kemudian dokter mendiagnosis sekitar 95 persen bagian mata kiri Novel rusak terpapar air keras tersebut. Hingga kini, kasus teror penyiraman air keras terhadap Novel masih misteri. Sampai sekarang, pihak Polda Metro Jaya belum mampu menangkap pelaku penyiraman dan mengungkap motif di balik teror tersebut.