Kamis 22 Feb 2018 12:51 WIB

Suara Muhammadiyah akan Resmikan Gedung Terpadu

GSM merupakan simbol kiprah perjuangan Suara Muhammadiyah dan pusat syiar Islam.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Gita Amanda
Pemimpin Perusahaan Suara Muhammadiyah, Deni Asyari, saat memberikan keterangan pers di Grha Suara Muhammadiyah, Kamis (22/2). Konferensi pers sendiri terkait peresmian Grha Suara Muhammadiyah yang akan dilaksanakan pada 25 Februari 2018 mendatang.
Foto: Wahyu Suryana/REPUBLIKA
Pemimpin Perusahaan Suara Muhammadiyah, Deni Asyari, saat memberikan keterangan pers di Grha Suara Muhammadiyah, Kamis (22/2). Konferensi pers sendiri terkait peresmian Grha Suara Muhammadiyah yang akan dilaksanakan pada 25 Februari 2018 mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Mimpi besar keluarga besar Suara Muhammadiyah untuk memiliki gedung terpadu akhirnya akan terwujud. Akhir pekan nanti, gedung terpadu bernama Grha Suara Muhammadiyah (GSM) di Yogyakarta akan diresmikan.

Peresmian GSM rencananya akan dilakukan Ketua Umum PP Muhammadiyah sekaligus Pemimpin Redaksi Suara Muhammadiyah, Dr Haedar Nashir, bersama Pemimpin Umum Suara Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif. Selain itu, peresmian GSM rencananya akan dihadiri Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo), Rudiantara dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Pemimpin Perusahaan Suara Muhammadiyah, Deni Asyari mengatakan, GSM merupakan simbol kiprah perjuangan Suara Muhammadiyah dan pusat syiar Islam berkemajuan. Ia menekankan, Suara Muhammadiyah bertekad mengoptimalkan segenap potensi pangsa pasar yang besar.

"Saat ini banyak pihak luar yang ingin masuk dan menguasai potensi pasar puluhan juta warga Muhammadiyah, mengapa tidak, kita berbenah dan mengambil peluang itu," kata Deni, Kamis (22/2).

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir berpesan, GSM menjadi momentum untuk terus menggelorakan budaya iqra. Melalui bangunan baru GSM ini, menjadi penanda dari kelanjutan budaya literasi Muhammadiyah yang telah digagas sejak 1915.

Ia menekankan, bangsa ini memerlukan pilar ilmu jika ingin mendambakan kemajuan. Maka itu, Suara Muhammadiyah harus terus hadir sebagai pengingat akan pentingnya budaya iqra, bagi kemajuan bangsa melalui tangan-tangan generasi mudanya.

"Iqra (baca) sebagai penanda masyarakat yang punya peradaban sebagai din al hadlarah," ujar Haedar.

Dibangun di atas lahan seluas 1.020 meter persegi, Haedar menilai GSM menjadi simbol hidup dari daya dan kiprah perjuangan KH Ahmad Dahlan dalam membangun peradaban. Sehingga, menggelorakan budaya iqra merupakan sebuah pendakian bagi Muhammadiyah.

Selain penanda upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, ia melihat, GSM turut menjadi simbol melanjutkan cita-cita luhur KH Ahmad Dahlan yang ikut mendirikan Suara Muhammadiyah. Ia berharap, GSM memberi manfaat nyata bagi umat dan bangsa.

"Mudah-mudahan, Suara Muhammadiyah bisa menjadi penggerak, pengokoh dan penguat pusat keunggulan," kata Haedar.

Usai peresmian, Suara Muhammadiyah akan menggelar agenda Konsolidasi Media Persyarikatan Muhammadiyah dan Konsolidasi SM Corner se-Indonesia. Malamnya, dihelat gathering keluarga besar Suara Muhammadiyah sebagai wujud kesyukuran.

Bangunan GSM terdiri dari lima lantai dengan luas bangunan 1.600 meter persegi, di atas lahan 1.100 meter. Secara fungsi, GSM akan dijadikan kantor unit usaha-usaha di bawah Suara Muhammadiyah.

Dalam GSM terdapat toko Suara Muhammadiyah, ruang aula indoor dan outdoor, yang bisa difungsikan untuk kebutuhan internal dan komersil untuk umum. Kehadiran GSM sebagai Pusat Syiar Islam Berkemajuan sekaligus jadi simbol pusat bisnis dan media persyarikatn Muhammadiyah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement