REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peran masyarakat sangat vital dalam menjaga keutuhan NKRI dari ancaman radikalisme, terorisme, intoleransi, dan gangguan keamanan lainnya, di era globalisasi teknologi informasi. Mudahnya orang menyebarkan informasi memang sangat menguntungkan untuk menopang kemajuan jaman. Namun sebaliknya dampak negatif hal tersebut sangat besar, terutama dengan hadirnya hoaks(berita bohong) dan hate speech (ujaran kebencian).
Untuk mengantisipasi dan meredam semakin liarnya hoaks dan hate speech, masyarakat diminta untuk peduli dengan ‘lingkungan’ saat berselancar di dunia maya terutama saat beraktivitas di media sosial. Siskamling Medsos adalah solusi untuk meredam hoaks dan hate speech dari lapisan akar rumput masyarakat.
“Dengan beragamnya penyakit masyarakat baik itu yang namanya hoaks, termasuk narkoba, LGBT separatisme, komunisme, radikalisme yang semuanya bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945 sangat mementingkan peran serta masyarakat,” ujar Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW), Selasa (20/2)
Peran aktif masyarakat berupa siskamling medsos itu, menurut Hidayat, harus digalakkan dan tidak harus menunggu ajakan atau program dari pemerintah. Ia menilai langkah-langkah antisipasi itu akan sangat terbantu bila masyarakat aktif melakukan deteksi dini. Ia juga menegaskan bahwa siskamling medsos adalah cari jitu menangkal hoaks dan ujaran kebencian dari tingkat akar rumput.
“Masyarakat harus terlibat di dalam siskamling melawan hoaks, baik itu menyebarkan dan menerimanya dari terdampak pengaruh pada hoaks. Karena hoaks ini pengaruhnya cukup dahsyat. Masyarakat sering tidak melakukan klarifikasi, kemudian mengambil atau menerima mentah mentah saja pesan itu. Hal-hal semacam itu yang bisa menyebabkan terjadinya tawuran antar kampung atau hal-hal buruk lainnya. Itu harus benar-benar dihindari,” ujar mantan Presiden PKS ini.
Oleh karena itu sangat bagus bila masyarakat yang ada di akar rumput dan bertemu dengan hoaks termasuk serta penyakit masyarakat lainnya seperti narkoba, judi, prostitusi, komunisme termasuk radikalisme dan terorisme ini bisa diberdayakan.
“Peran serta dari tokoh-tokoh masyarakat, agama, juga pimpinan negara di tingkat masyarakat yakni RT/RW bisa diajak serta. Ini menjadi bagian penting bersama masyarakat melakukan siskamling medsos untuk menyelamatkan lingkungan masing-masing seperti yang sekarang sering muncul yakni hoaks di media sosial,” kata pria kelahiran Klaten, 8 April 1960 ini.