Rabu 21 Feb 2018 18:10 WIB

Buntut Penganiayaan Ulama, Masyarakat Takut ke Masjid

Masyarakat diimbau waspada saat dari aksi orang gila saat ke masjid.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Indira Rezkisari
Shalat di masjid.
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Shalat di masjid.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kasus penganiayaan yang dialami tokoh agama di beberapa tempat sempat membuat resah di kalangan masyarakat. Menurut Ketua MUI Jabar, Rachmat Syafei, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar meminta pihak kepolisian mengusut tuntas kasus tersebut.

"Waktu kasus ini ramai, ada orang yang bilang jadi takut ke masjid. Dia bilang minta polisi jaga di setiap masjid," ujar Rachmat, saat ditemui usai acara silaturahmi MUI dan DKM di Hotel Pasundan, Jalan Peta, Kota Bandung, Rabu (21/2).

Menurut Rachmat, kekhawatiran itu harus disikapi dengan kewaspadaan dan saling menjaga di masing-masing wilayah. Permintaan penjagaan dari polisi di setiap masjid itu sangat berat, mengingat petugas yang ada tidak akan cukup.

"Jangan takut lah, tapi tetap waspada. Lingkungan harus dijaga. Polisi tidak akan cukup menjaga masjid," katanya.

Rachmat pun meminta pihak kepolisian mengusut tuntas kasus penganiayaan tokoh agama agar tidak terjadi kebingungan dan kekhawatiran di tengah masyarakat. "Harus diusut tuntas. Jangan sampai diputuskan gila, terus selesai," katanya.

Rachmat mengimbau masyarakat untuk menyeleksi setiap informasi yang datang melalui berbagai media. Jangan sampai terpancing dan terprovokasi oleh berita yang tidak jelas. Karena, kalau tidak hati-hati maka bisa teradu domba. "Ini permainan orang. Orang ini bisa siapa saja. Nah, itu tugas polisi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement