Rabu 21 Feb 2018 02:35 WIB

Seluruh Proyek Infrastruktur Perlu Dikaji Lagi

Infrastruktur yang dikebut akan berpotensi menomorduakan kualitas dan keselamatan

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Esthi Maharani
Suasana kondisi tiang girder proyek pembangunan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) yang ambruk di Jalan DI Panjaitan, Jakarta, Selasa (20/2).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Suasana kondisi tiang girder proyek pembangunan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) yang ambruk di Jalan DI Panjaitan, Jakarta, Selasa (20/2).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengingatkan, demi keamanan publik dan keselamatan pekerja, sejumlah proyek infrastruktur seharusnya dievaluasi. Ia juga menilai, sejumlah proyek infrastruktur itu perlu dimoratorium agar semua aspek dapat memenuhi standar keamanan dan kenyamanan publik.

"Saya kira tidak hanya proyek-proyek elevated saja yang harus dimoratorium, tetapi juga seluruh proyek infrastruktur perlu dikaji aspek keselamatannya," kata Eddy di Jakarta, Selasa (20/2).

Ia menjelaskan, proyek-proyek infrastruktur yang dikebut pembangunannya di Indonesia akan berpotensi menomorduakan kualitas dan keselamatan pekerja. Itu dapat berakibat tak terpenuhinya standar yang seharusnya.

"Berisiko mengalami kerusakan dan berbahaya bagi pekerja dan publik pemakainya. Saya mendesak pemerintah untuk memastikan pembangunan proyek-proyek infrastruktur dikelola dan dikomandoi pihak-pihak yang kompeten," katanya.

Menurut Eddy, maraknya proyek infrastruktur yang tengah dibangun saat ini perlu mendapatkan dukungan teknis dari ahli-ahli di bidangnya. Para ahli yang memiliki pengalaman dan rekam jejak yang kuat. Ia mewanti-wanti agar dukungan itu jangan sampai hanya didukung oleh sekadar insinyur atau kontraktor sipil yang baru berkarir dan belum berpengalaman.

"Hakekat pembangunan infrastruktur adalah untuk kepentingan publik sehingga aspek keamanan dan kenyamanan menjadi prioritas utama. Aspek keselamatan dalam pembangunannya merupakan hal yang tidak bisa ditawar-tawar," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement