REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di daerah rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu bencana tersebut. "Saran agar tidak terjadi karhutla hati-hati bermain api, tidak membakar jerami, rumput atau semak pada musim kemarau," kata Sekretaris Utama BMKG Widada Sulistya di Jakarta, Selasa (20/2).
Dia juga mengimbau masyarakat tidak membuang puntung rokok sembarangan. Karena, saat kemarau ditambah angin kencang dapat dengan mudah memicu kebakaran lahan.
Selain itu, faktor lainnya terutama di wilayah yang memiliki lahan batubara dapat mudah terbakar saat suhu tinggi. Terlebih lagi, jika di atas batu bara tersebut berupa lahan gambut.
BMKG mencatat sembilan wilayah berpotensi tinggi mengalami karhutla karena curah hujan yang rendah. Di daerah tersebut tercatat telah 20 hari berturut-turut tidak mengalami hujan.
Daerah dengan kategori mudah hingga sangat mudah terbakar yaitu sebagian wilayah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur.
Sejak awal Februari sejumlah wilayah telah mengalami karhutla, bahkan terpantau 35 titik panas di Riau dan 52 titik panas di Kalimantan Barat sepanjang 1-18 februari 2018. Bahkan, kedua provinsi tersebut telah ditetapkan status darurat karhutla.