REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Banjir yang menggenangi ratusan rumah warga Desa Terisi, Kecamatan Wanareja, Cilacap belum juga surut hingga sepekan. Itu disebabkan hujan dengan intensitas tinggi dan ambruknya gorong-gorong pembuangan air ke Sungai Citanduy.
Kepala Pelaksana BPBD Cilacap Tri Komara Sidhy mengatakan, banjir di Desa Tarisi masih menggenangi Dusun Cikaronjo, Sidadadi, Rangkasan, dan Meluwung. Ketinggian air rata-rata masih di atas 20 hingga 50 sentimeter.
Sebagian besar warga setempat memilih mengungsi ke tempat yang aman. ''Jumlah rumah yang tergenang air ada sebanyak 628 rumah yang dihuni 1.636 jiwa. Sebagian warga ada yang mengungsi ke rumah tetangga atau saudara yang tidak tergenang banjir, dan ada juga yang mengungsi ke tenda darurat di atas tanggul Sungai Cibereum,'' jelasnya, Selasa (20/2).
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD, Martono, menyebutkan pihaknya akan menyiapkan tenda darurat untuk para pengungsi. Tenda ini nantinya akan berbentuk seperti hunian sementara (huntara) berdinding kalsiboard atau triplek.
''Tempat pengungsian sementara kita bangun menyerupai huntara, agar warga bisa lebih nyaman di pengungsian. Kalau tempat pengungsian hanya terbuat dari tenda, tentu kondisinya tidak sehat bagi pengungsi,'' jelasnya.
Dia mengatakan, tempat pengungsian menggunakan kalsibiar ini akan dibuat berderet dan dibuat sekat untuk masing-masing KK. ''Dengan demikian, pengungsi akan berada dalam satu komplek hingga memudahkan pemantauan, dan distribusi bantuan juga menjadi lebih mudah'' katanya.
Martono juga menyebutkan, sejak banjir melanda kawasan ini, BPBD sudah mengaktifkan posko dan dapur umum. Posko banjir berada di kantor Desa Tarisi, sedangkan dapur umum berada di Desa Cilongkrang yang bertetangga dengan desa Tarisi.