Senin 19 Feb 2018 17:51 WIB

ASN Banyuwangi Belajar Soal Pariwisata ke Jepang

Hal tersebut merupakan bentuk fasilitasi dari pemerintah Jepang

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.
Foto: dokpri
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, belajar tentang pengembangan pariwisata ke Jepang. Hal tersebut merupakan bentuk fasilitasi dari pemerintah Jepang.

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, mengatakan, ASN Banyuwangi dibiayai dan difasilitasi oleh Kementerian Luar Negeri Jepang untuk langsung mendatangi negara tersebut yang akan dilaksanakan 20 hingga 27 Februari 2018.

Ia mengatakan kesempatan itu akan dimanfaatkan oleh para ASN yang ditugaskan untuk menggali strategi yang dilakukan Jepang, terutama dalam membangun industri pariwisatanya. Seperti dikatahui setiap tahun Jepang mampu menggaet sekitar 20 juta wisatawan mancanegara.

(baca juga: Eloknya Layang Kelok Sembilan Sumbar)

"Relasi yang baik telah mendatangkan keuntungan bagi Banyuwangi dalam membangun jejaring internasional. Saya sudah sampaikan ke tim Badan Perencanaan Pembangunan Banyuwangi yang diberangkatkan ke Jepang untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan baik," ujar Abdullah Azwar Anas, Senin (19/2).

Pada akhir Januari 2018 Bupati Azwar Anas bertemu dengan Konsul Jenderal Jepang di Surabaya Masaki Tani. Dalam perbincangan itu, Anas berharap bisa memperkuat jaringan pengembangan pariwisata Banyuwangi dengan Jepang, terutama dalam memperkuat desa wisata berbasis adat tradisi.

Jepang, katanya, selama ini terkenal berhasil membangun wisata berbasis adat tradisi, seperti Desa Shirakawa-go, sebuah desa tradisional di Pulau Honshu.

"Kami berterima kasih kepada pemerintah Jepang, dan tentu kami berharap relasi yang baik ini berlanjut dengan langkah teknis yang bisa membantu kami mendorong pengembangan wisata," kata bupati muda sarat prestasi ini.

photo
Wisatawan mengabadikan momen di kaldera kawah Gunung Ijen Banyuwangi, Jawa Timur, Ahad (22/10).

Anas juga menjadikan momentum tersebut sebagai pintu untuk menggaet wisatawan Jepang datang ke Banyuwangi. Selama ini, wisatawan Jepang yang ke Banyuwangi banyak mengunjungi Kawah Ijen, namun jumlahnya tak sampai 3.000 orang per tahun. Padahal potensinya sangat besar.

"Tiap tahun, turis asal Jepang yang ke Bali hampir 240 ribu. Kalau kita bisa ambil tiga persen saja menarik mereka ke Banyuwangi, sudah dapat 12.000 turis. Maka kami berharap relasi yang baik ini menjadi pintu promosi lebih masif ke publik Jepang," ujar Anas.

Dia secara khusus meminta ASN yang diberangkatkan untuk mempelajari implentasi konsep "Cool Japan" yang sukses membangun perpaduan antara seni-budaya tradisional dan budaya populer kekinian.

"Jepang membangun ekonomi berbasis budaya, pemasaran ekonominya sangat halus. Persis seperti Korea Selatan. Itu yang perlu dipelajari secara khusus di sana," kata Anas.

Sementara Kepala Bappeda Pemkab Banyuwangi Suyanto Waspotondo menambahkan ASN Bappeda yang difasilitasi Jepang akan mempelajari detail pembangunan Jepang. Selain itu, mereka akan datang ke bangunan bersejarah dan menyelami langsung berbagai wujud budaya tradisional di negara itu.

"Tim juga akan diajak tinggal di homestay dan farmstay. Ini sangat sesuai dengan apa yang akan Banyuwangi kembangkan," kata Suyanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement