REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Polda Riau menyelidiki kebakaran di Kabupaten Kepulauan Meranti yang terjadi lebih dari dua pekan. Sekitar 211 hektare lahan gambut di pesisir Riau itu hangus terbakar.
"Kami sedang mendalami asal api yang membakar lahan gambut di sana. Lokasi awal sudah ditemukan dan telah dipasangi garis polisi," kata Kepala Bidang Humas Polda Riau, Kombes Pol Guntur Aryo Tejo di Pekanbaru, Senin (19/2).
Kebakaran lahan di Kabupaten Kepulauan Meranti terjadi lebih dari dua pekan lamanya. Lahan yang terbakar merupakan jenis gambut dengan kedalaman mencapai lima meter.
Selain menghanguskan lahan milik masyarakat, kebakaran juga melanda lahan perusahaan PT Nasional Sagu Prima (NSP). Dari 211 hektare lahan yang terbakar, Guntur mengatakan 50 hektare lainnya diduga berada di lahan perusahaan yang pernah divonis dalam kasus kebakaran lahan beberapa tahun lalu tersebut.
Dalam upaya penyelidikan, Guntur menjelaskan penyidik masih perlu mendalami dan mengukur ulang total luasan lahan terbakar, termasuk memintai keterangan ahli dan melakukan audit pada lahan yang terbakar. "Keterangan ahli, audit itu bagian dari proses penyelidikan," ujarnya.
Selain itu, Guntur juga mengatakan penyelidikan yang dilakukan oleh Satuan Reserse Kriminal Polres Meranti dengan dukungan Polda Riau telah memeriksa sejumlah saksi.
Sedikitnya empat saksi telah diperiksa dalam upaya mengungkap kasus kebakaran terhebat di awal 2018 tersebut.
Sementara itu, terkait kebakaran yang terjadi di PT NSP, Guntur mengatakan pihaknya juga telah melakukan penyelidikan. Dia menjelaskan, diduga kuat lahan yang terbakar di PT NSP itu berasal dari luas kawasan perusahaan.
"Dugaan asal dari luar perusahaan. Humas perusahaan NSP sebelumnya juga telah melapor ke polisi saat lahan tersebut terbakar. Namun kita masih terus melakukan pendalaman," ujarnya.
Guntur mengatakan pada Senin ini seluruh titik-titik api telah berhasil diatasi. Keberhasilan itu tidak lepas dari hujan lebat yang mengguyur lokasi tersebut pada Ahad dinihari kemarin (18/2). "Alhamdulillah, api berhasil diatasi pasca diguyur hujan lebat kemarin dinihari," kata Guntur.
Pemerintah Provinsi Riau menetapkan status siaga darurat kebakaran lahan dan hutan selama tiga bulan ke depan, karena terjadi eskalasi kebakaran khususnya dilahan gambut dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger, mengatakan pada awal tahun 2018 terjadi peningkatan jumlah titik panas (hotspot) dan Karhutla yang sangat signifikan.
Sejak Januari, luas kebakaran lahan diperkirakan mencapai 549 hektare (ha) dengan 59 titik hotspot. Lokasi kebakaran terluas berada di Kabupaten Kepulauan Meranti, yakni mencapai 211,5 ha dan Indragiri Hulu mencapai 121,5 ha.