REPUBLIKA.CO.ID, Nama Wakil Presiden Jusuf Kalla masih menjadi kandidat terkuat untuk menjadi calon wakil presiden di pemilihan presiden 2019. Berdasarkan survei lembaga Poltracking, dalam survei dengan pertanyaan terbuka soal cawapres yang akan dipilih, nama Jusuf Kalla menjadi yang tertinggi.
Jusuf Kalla meraih elektabilitas 15 persen dan mengungguli nama-nama seperti mantan panglima TNI Gatot Nurmantyo (4,2 persen) maupun Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (4,1 persen). Dalam pertanyaan semiterbuka pun Jusuf Kalla masih menduduki peringkat teratas yang dipilih responden sebagai cawapres 2019.
Kalla mengantongi elektabilitas 15,9 persen, mengalahkan Gatot dengan elektabilitas 7,9 persen dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan 7,6 persen.
Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yudha menuturkan, jika nama Jusuf Kalla dimasukkan ke dalam pertanyaan, politikus senior Partai Golkar tersebut menjadi cawapres terkuat. "Pada pertanyaan semiterbuka dengan 28 kandidat cawapres, terdapat tujuh nama di atas empat persen. Muhammad Jusuf Kalla 15,9 persen," kata dia.
Survei juga dilakukan tanpa menyertakan nama Jusuf Kalla. Hasilnya, survei yang dilakukan Februari 2018 tersebut menempatkan enam cawapres potensial. "Enam figur yang memiliki elektabilitas di atas lima persen dengan jarak yang cukup signifikan dibanding nama-nama lain," ujar Hanta.
Keenam nama cawapres potensial tersebut adalah AHY, Gatot Nurmantyo, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Muhaimin Iskandar, dan Khofifah Indar Parawansa.
Dalam pertanyaan 10 figur kandidat cawapres yang beredar di publik, AHY mendapatkan 12,4 persen, Anies Baswedan 12,1 persen, Gatot Nurmantyo 11,4 persen, Ridwan Kamil 10,4 persen, Muhaimin Iskandar 7,0 persen, dan Khofifah Indar Parawansa 5,5 persen.
Pada survei sebelumnya dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, nama-nama yang muncul pun tidak jauh berbeda. LSI merilis hasil survei mengenai popularitas para tokoh yang berpeluang maju sebagai cawapres di Pilpres) 2019. LSI membagi lima jenis bursa Wapres di Pilpres 2019 nanti.
Peneliti LSI Adjie Alfaraby menyebutkan, kelima jenis itu berasal dari latar belakang berbeda. Ada wapres berlatar belakang militer, Islam, partai politik (Parpol), pemimpin atau gubernur provinsi strategis, dan berlatar belakang profesional.
Dari bursa cawapres berlatar belakang Islam, ada dua nama yang berpeluang. Keduanya adalah Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi (TGB).