Jumat 16 Feb 2018 17:21 WIB

Istri: Polisi Larang Keluarga Melihat Seluruh Tubuh Jefri

Terduga teroris Jefri tewas mendadak, polisi sebut penyebabnya sakit jantung.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Teguh Firmansyah
Densus 88
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duka mendalam masih menghinggapi Ardilla Sholihatun Nisa. Wanita 18 tahun itu masih tidak menyangka suaminya, Muhammad Jefri (32 tahun) meninggal dengan cara yang menurutnya tidak wajar, terlepas dari semua dugaan keterlibatan aktivitas terorisme Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

 

Polri bilang, Jefri meninggal karena serangan Jantung, sesaat setelah ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror pada Rabu (7 /2) lalu. Republika.co.id berkesempatan untuk berbincang dengan Ardilla pada Jumat (16/2) sore. Ardilla ingat, Rabu (7/2) pagi itu, suaminya, Jefri pergi untuk mencari gas. Jefri bertolak dari rumahnya sekira pukul 8.00 WIB pagi. 

 

Namun, sampai hari petang, Jefri tidak juga pulang. "Kaya diculik gitu lah, sampai petang dia tidak pulang pulang," kata Ardilla saat berbincangan denga the Republika.co.id, Jumat (16/2).

Ardilla pun tidak mengetahui kalau suaminya yang sehari-hari berdagang Kebab Telur itu sudah dibawa Densus 88 hari itu. "Itu saya nggak tau, tidak ada surat penangkapan juga," ujar dia.

Saat itu, kata Ardilla, petugas pun belum mendatanginya. Namun, seseorang berpakaian preman (bebas) datang ke rumahnya dan mengabarkan kalau suaminya ditangkap. "Kaya orang biasa, dia pakai pakaian biasa," ucap Ardilla.

Orang tak dikenal tersebut mendatangi kediaman Ardilla di Cipancuh, Haurgelis Indramayu. Ardilla tinggal bersama kedua orang tuanya dan seorang anaknya yang masih berusia 10 bulan. "Ada orang berbicara sama orang tua saya, terus dia cari cari foto suami saya katanya," tutur Ardilla.

Belum jelas menanti kabar suaminya, dua hari kemudian, pada Jumat (9/2), segerombolan orang yang diduga polisi datang ke rumahnya lagi. Sekitar pukul 9.00 WIB, beberapa orang tersebut pun menjemput Ardilla, beserta adik, kedua orang tuanya dan anak semata wayangnya.

 

"Katanya saya mau dimintai keterangan, dari situ dia dia belum bilang kalau ternyata suami saya sudah tidak ada," ucap Ardilla.

 

Padahal, berdasarkan keterangan kepolisian, Jefri telah meninggal sejak Rabu (7/2), pada hari penangkapan dan dua hari sebelum Ardilla dijemput polisi.

Dalam perjalanan, Ardilla masih tidak mengetahui kemana dia dan keluarganya dibawa. Namun, seingat Ardilla, ia dibawa ke rumah sakit dengan tulisan 'Bhayangkara'. "Ke rumah sakit, Bhayangkara-bhayangkara begitu," ucap dia.

Diketahui Ardilla ternyata dibawa ke RS Polri, Kramat Jati. Di Rumah Sakit, Ardilla mengaku bertemu keluarga Jefri dari Lampung, yakni adik dan ayah Jefri. Di RS itu pula, mereka diberi tahu oleh kepolisian bahwa Jefri tewas karena serangan Jantung. "Mereka bilang suami saya meninggal karena jantung paru paru liver kaya gitu," kata Ardilla.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement