Rabu 14 Feb 2018 18:37 WIB

Hindari Harga Anjlok, Petani Majalengka Panen Dini

Saat ini harga gabah di tingkat petani mulai menurun.

Rep: lilis sri handayani/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang petani di Desa Jatipamor, Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka memilih untuk panen dini, Rabu (14/2). Hal itu untuk menghindari harga gabah yang makin merosot.
Foto: Republika/lilis sri handayani
Seorang petani di Desa Jatipamor, Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka memilih untuk panen dini, Rabu (14/2). Hal itu untuk menghindari harga gabah yang makin merosot.

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA-- Memasuki musim panen, harga gabah di tingkat petani mulai menurun. Untuk menghindari harga yang semakin anjlok, sejumlah petani di Kabupaten Majalengka akhirnya memilih melakukan panen dini.

 

Hal itu seperti yang dilakukan seorang petani di Desa Jatipamor, Kecamatan Panyingkiran,Sumarya. Dia mengaku sengaja memamen tanaman padinya lebih awal dari yang seharusnya.

 

"Harusnya panennya lima harian lagi. Tapi saya pilih panen sekarang," kata Sumarya, Rabu(14/2).

 

Bulog Serap Gabah di Atas HPP akan Naikkan Harga Beras

 

Sumarya mengatakan, saat ini harga gabah di tingkat petani mulai menurun. Penurunan itu dipastikan akan semakin terjadi karena sebentar lagi akan memasuki masa panen raya di berbagai daerah.

 

Di Kabupaten Majalengka, harga gabah kering giling (GKG) saat ini rata-rata mencapai Rp 6.700 Rp 6.900 per kg bahkan ada juga yang Rp 6.300 per kg tergantung kualitasnya. Harga itu sudah menurun dibandingkan sebelumnya yang mencapai Rp 7.800 per kg.

 

Tak hanya mengantisipasi anjloknya harga gabah, Sumarya mengaku sengaja panen dini karena khawatir mengalami gagal panen akibat tingginya curah hujan dalam sepekan terakhir. Hujan bisa membuat sawah mengalami kebanjiran maupun kondisi rebah pada tanaman padi.

 

Halserupa dilakukan petani lainnya di Desa Jatipamor, Maryadi. Dia pun mengaku terpaksa melakukan panen dini untuk mengejar harga GKG yang saat ini masih diatas Rp 6.500 per kg.

 

"Seharusnya panen seminggu lagi," tutur Maryadi.

 

Maryadi mengatakan,jika menunggu lebih lama, maka harga gabah dikhawatirkan akan semakin merosot. Sebab, akan semakin banyak daerah yang memulai masa panen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement