REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap tenaga medis perlu menginformasikan efek dari vaksin yang akan diberikan. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyampaikan ini adalah bagian dari prosedur.
Ketua IDI, Daeng Muhammad Faqih mengatakan penerima vaksin harus diberitahu sebelum divaksin. "Memang harus diberitahukan efeknya, supaya yang disuntik itu yakin vaksin sangat besar manfaatnya untuk mencegah penyakit mematikan," katanya pada Republika.
Penjelasan terkait efek samping juga diperlukan agar penerima vaksin dan orang terdekat lebih waspada. Seperti efek samping demam juga sakit di wilayah bekas suntikan.
Daeng menyampaikan efek samping vaksin itu sangat minimal. Menurutnya tidak mungkin vaksinasi dilakukan jika efek sampingnya besar.
Menurut kaidah kedokteran, vaksin yang akan disuntikan harus melalui sejumlah uji untuk memastikan kualitasnya bagus. "Harus yang kualitasnya bagus, efektivitasnya baik dan efek sampingnya sekecil mungkin, itu yang dipakai," kata dia.
Tenaga medis pun perlu menyampaikan cara untuk menghadapi efek samping yang mungkin ditimbulkan. Daeng mengatakan efek seperti kejang atau pingsan perlu ditelaah lebih jauh.
"Yang seperti itu memang bisa terjadi, tapi itu sangat jarang sekali terjadi, biasanya efek samping hanya demam dan bengkak di wilayah suntikan," kata dia. Jika terjadi kejang mungkin kondisi penerima saat itu sedang sakit. Faktor psikologis juga turut berpengaruh pada kondisi pascaimunisasi.