Rabu 14 Feb 2018 12:49 WIB

BPJSTK Jadikan 2018 Tahun Pertumbuhan Agresif

BPJST menargetkan 2021 jumlah pekerja yang terlindungi BPJSTK capai 80 persen.

Direktur Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Ilyas Lubis.
Foto: Republika / Darmawan
Direktur Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Ilyas Lubis.

REPUBLIKA.CO.ID,  PALU -- Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menjadikan 2018 sebagai tahun pertumbuhan masif dan agresif. Ini dalam upaya mencapai target-target yang tertuang dalam peta jalan (roadmap) yang ditetapkan pemerintah untuk lembaga nirlaba ini.

"2018 ini adalah tahun penting dan starting point kami untuk mencapai sasaran-sasaran dalam roadmap pemerintah," kata Direktur Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Ilyas Lubis di Palu, Selasa (13/2) lalu.

Menurut Ilyas, pemerintah menetapkan target pada 2021 nanti, jumlah pekerja Penerima Upah (PU) yang terlindungi jaminan sosial BPJS TK mencapai 80 persen dan Bukan Penerima Upah (BPU) 15 persen.

Hingga 2017, target itu sudah mencapai hampir 50 persen untuk pekerja PU. Sementara BPU di bawah 10 persen. Tahun 2018 ini, kata Ilyas, coverage kepesertaan harus mencapai lebih dari 50 persen untuk PU dan di atas 10 persen untuk BPU.

Guna mencapai target-target itu, kata Ilyas, pihaknya sedang mempersiapkan layanan-layanan prima menuju era digitalisasi pelayanan untuk semakin mempermudah akses masyarakat ke BPJSTK. Mereka juga akan berkolaborasi dengan semua pihak yang bisa mendukung pencapaian target-target itu.

"Tujuan utama kita adalah melindungi sebanyak-banyaknya pekerja supaya kesejahteraannya terjamin. Kalau ada apa-apa dengan pekerja, sudah ada penopangnya sehingga keluarganya tidak langsung kesulitan secara ekonomi. Dimasa tua pun, kesejahteraan pekerja terjamin sebab ada dana yang dipupuk sejak masa muda untuk melindungi hari tuanya," ujar Ilyas yang didampingi Deputy Direktur Wilayah Sulama Sudirman Simamora.

Strateginya yang akan ditempuh untuk mencapai target-target itu adalah sosialisasi yang masif, melayani peserta dengan lebih baik, memberi kemudahan akses kepada peserta dan meningkatan manfaat-manfaat pelayanan dan penjaminan kepada pekerja.

"Kita juga akan memberikan banyak manfaat (benefit) tambahan seperti penyediaan fasilitas perumahan bagi mereka yang tertib melaksanakan kewajibannya membayar iuran," katanya.

Pihaknya juga akan meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak seperti merchant-merchan dan co-marketing yang akan menjadi agen dalam mengakuisisi peserta. Saat ini, kata Ilyas, sudah ada 580 co-marketing di seluruh Indonesia dan yang terakhir dijalin kerja samanya adalah dengan maskapai Sriwijaya Air, di mana seluruh pemegang kartu BPJSTK akan mendapatkan potongan harga tiket 10 persen.

"BPJSTK ini adalah lembaga nirlaba, karena itu seluruh dana yang dikelola ditujukan sepenuhnya untuk kesejahteraan pekerja," ujarnya.

Khusus kontribusi wilayah Sulawesi Maluku dalam pencapaian target-target BPJSTK, Ilyas mengemukakan, dari segi jumlah kepesertaan dan penerimaan iuran, memang tidak dominan. Sebab memang jumlah pekerja lebih terkosentrasi di Jawa dan bagian barat Indonesia.

"Namun kami mengapresiasi jajaran BPJSTK Sulawesi Maluku karena sukses mencapai target-target yang dibebankan kepada mereka," ujarnya. Ia menyebut bahwa wilayah Sulama memiliki prospek perkembangan yang signifikan karena pertumbuhan ekonomi di kawasan ini cukup tinggi.

Deputi Direktur Wilayah Sulama Sudirman Simamora menyebutkan dari aspek penerimaan iuran, wilayah ini mampu merealisasi penerimaan sebesar Rp 1,22 Triliun atau 110,8 persen dari target Rp 1,099 triliun. Sedangkan kepesertaan, realisasinya mencapai 120 persen dari target 2017.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement