REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Harga gabah di tingkat petani di wilayah Banyumas terus merosot. Namun dari pemantauan di pasar-pasar tradisional, harga beras masih bertahan di tingkat harga yang tinggi di atas Rp 11.000 per kg.
Dari pemantauan, pedagang beras yang membeli gabah hasil panen petani, umumnya hanya mau memberi gabah kering panen (GKP) seharga Rp 3.800 per kg. ''Ada pedagang yang mau membeli Rp 4.000 per kg, tapi tergantung jenis berasnya,'' kata Sardi (68), petani di Desa Pegalongan Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas, Selasa (13/2).
Bila gabah jenis IR 64, pedagang beras masih mau membeli dengan harga Rp 4.000-Rp 4.200 per kg untuk GKP. Namun untuk jenis lain seperti Ciherang dan pertiwi yang banyak ditanam petani, pedagang hanya mau membeli seharga Rp 3.800 per kg untuk GKP.
Dia menyebutkan, turunnya harga gabah di tingkat petani saat ini berlangsung sangat cepat. Dua pekan lalu saat petani belum banyak yang panen, pedagang masih mau membeli gabah kering panen dengan harga di atas Rp 5.000 per kg.
Namun setelah petani banyak yang memasuki masa penen, harga GKP saat ini anjlok hingga mendekati harga pembelian pemerintah (HPP). ''Kalau dua pekan lalu pada masa awal panen harga GKP masih 5.300, sepekan kemudian sudah anjlok menjadi Rp 4.300 per kg. Sedangkan sekarang, sudah di bawah Rp 4000 per kg,'' kata dia.
Sono (46), pengurus kelompok Tani Margajaya Desa Pegalongan, menyebutkan nasib petani selama ini memang tidak pernah bisa mendapatkan keuntungan yang cukup baik. ''Saat petani mengalami paceklik karena lama tidak bisa tanam akibat kemarau, harga gabah melonjak. Tapi saat panen, harga anjlok,'' ucap dia.
Dia menyebutkan, dengan harga GKP di bawah Rp 4.000 per kg, mestinya harga beras juga sudah di kisaran Rp 8.500 per kg. ''Tapi di pasar, harga beras saat ini masih di atas Rp 11.000 per kg. Kok bisa begitu ya?,'' katanya.
Dengan perbedaan harga yang tinggi seperti itu, dia sebenarnya ingin agar bisa menjual hasil panennya dalam bentuk beras. ''Tapi tidak ada pedagang yang mau membeli dalam bentuk beras. Semuanya hanya mau membeli dalam bentuk gabah,'' katanya.