REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, mengakui kehadiran Juru Pemantau Jentik (Jumantik) sangat membantu meminimalisir potensi penyebaran jentik Demam Berdarah Dengue (DBD) yang mewabah daerah itu. Semenjak dibentuknya Jumantik hingga kini angka penderita DBD semakin berkurang.
"Jumantik terbukti sangat efektif dalam membantu pihak Dinas Kesehatan untuk menekan angka penderita DBD di Kota Gorontalo," ujar Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Abdul Haris Ahmadong, Selasa (13/2).
Ia menjelaskan, angka penderita DBD di 2017 telah mengalami penurunan yang cukup signifikan dari tahun 2016 yaitu berkurang sebanyak enam kasus. Dengan adanya jumantik angka penderita DBD di tahun 2017 menjadi 74 kasus penderita, dibanding tahun sebelumnya yaitu sekitar 80 kasus penderita DBD.
Abudul Haris juga menekankan, Jumantik melibatkan langsung anggota keluarga yang ditugaskan untuk memantau jentik yang ada di lingkungan sekitar mereka. "Bukan hanya petugas jumantik saja, jadi semua keluarga harus bertanggung jawab terhadap jentik yang ada di sekitar lingkungan mereka tinggal," jelasnya lagi.
Ia mengatakan untuk menekan angka kasus DBD di 2018 pihaknya telah mulai melakukan upaya-upaya pencegahan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dibantu oleh tim jumantik. Selain itu, ia berharap masyarakat juga kooperatif untuk membersihkan lingkungan masing-masing. Ini agar tidak akan ada lagi penyebaran wabah penyakit akibat hujan.