REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sekitar 100 personel TNI terjun langsung dalam mengantisipasi terjadinya longsor susulan dan erosi akibat gerusan air di kawasan Puncak, Bogor. Mereka melakukan penanaman tumbuhan jenis vetiver dan maniih di dekat lokasi longsor jalur Puncak sejak Ahad (11/2).
Komandan Resor Militer (Dandim) 0621 Bogor, Lekol Fransisco, menjelaskan, penanaman ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Panglima TNI yang menyerahkan sekitar 30 ribu bibit pohon, Ahad.
"Penanaman pohon akan dilakukan selama tiga hari dengan memprioritaskan pada empat titik di tiga lokasi. Masjid Attaawun, Riung Gunung, dan hutan pinus dekat Gunung Mas. Penanaman dilakukan sejak kemarin," ungkap Fransisco kepada Republika.co.id, Senin (12/2).
Pemilihan vetiver atau akar wangi dan maniih atau kerap disebut sebagai lansek manih bukan tanpa sebab. Menurut Fransisco, dua tanaman ini sering ditanam pascalongsor guna mencegah terjadinya erosi.
Fransisco menambahkan, sifat dua tanaman ini sudah dikaji dalam berbagai penelitian. Akar tanaman vetiver dan maniih mencapai tiga hingga lima meter dan mampu mengikat dalam tanah. Jadi, cocok untuk mengurangi kecepatan air.
Sebelumnya, Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahyono meninjau langsung titik longsor di Riung Gunung, Sabtu (10/2). Pada kesempatan itu, ia menginstruksikan kepada jajaran untuk melakukan penghijauan di lereng Puncak yang terdampak erosi.
Dalam keterangan yang diterima Republika, telah disiapkan sebanyak 30 ribu bibit tanaman. Semuanya akan ditanam di seluruh wilayah yang rawan bencana di Kabupaten Bogor. "Semua pohon disiapkan sebagai bentuk partisipasi TNI guna melakukan mitigasi bencana di wilayah Bogor," kata Hadi.