Senin 12 Feb 2018 05:12 WIB

TGB Dinilai Harus Cari Partai Jika Serius Maju Pilpres 2019

LSIN menilai ada tiga kandidat cawapres Jokowi dari kalangan santri.

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Andri Saubani
Gubernur NTB TGB Muhammad Zainul Majdi silaturahmi ke kediaman Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Shalawat KH Agoes Ali Masyhuri di Sidoarjo, Jawa Timur, Ahad (11/2).
Foto: dok. Humas Pemprov NTB
Gubernur NTB TGB Muhammad Zainul Majdi silaturahmi ke kediaman Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Shalawat KH Agoes Ali Masyhuri di Sidoarjo, Jawa Timur, Ahad (11/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Survei Independen Nusantara (LSIN) memunculkan tiga calon kuat dalam kalangan santri yang dianggap cocok mendampingi Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Tiga nama pun muncul sebagai sosok yang tepat dari kalangan santri, yaitu Ketua PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Ketua PPP Romahurmuzy (Romi), dan Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi.

Direktur Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, dua nama yaitu Cak Imin dan Romi menjadi kandidat yang cukup dikenal masyarakat karena telah banyak tampil di kalangan nasional. Bahkan, Cak Imin telah mendeklarasikan secara langsung bahwa dia ingin menjadi calon wakil presiden meskipun belum tahu siapa calon presidennnya.

Sedangkan, Romi karena memiliki posisi Ketua PPP maka nama dia sudah cukup dikenal. Selain itu, Romi pun beberapa kali diajak Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja dan berdiskusi.

Adapun, TGB menjadi nama baru yang masuk dalam sejumlah survei karena dia mulai bergerilya ke daerah-daerah. Sayangnya, nama TGB masih minim dikenal orang dan khususnya belum dangkat oleh partai politik.

"Ini komplikasi memang. Mereka ini sosok bagus, figur yang sudah dipoles tapi partainya kemudian belum memberikan dukungan karena sosok tersebut tidak memiliki saham di partai," ujar Pangi dalam sebuah diskusi, Ahad (11/2).

Pangi menuturkan, sosok TGB memang cukup cocok sebagai calon wakil presiden karena dia merupakan representatif masyarakat muslim Indonesia. Selain itu, dia pun paham dalam pemerintahan karena dua periode menjabat sebagai Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB).

Yang jadi persoalan adalah sekarang bagaimana dia meyakinkan partai Demokrat agar TGB bisa mencalonkan diri melalui partai tersebut. Jiika tidak, maka TGB bisa mencari partai lain untuk diduetkan baik dengan Jokowi maupun figur lain yang akan maju dalam Pilpres 2019.

Menurut Pangi, dalam Pilpres 2019 Jokowi memang harus mencari sosok yang paling tepat melihat dinamika masyarakat. Sebab, jika Gerindra tidak mencalonkan Prabowo sebagai calon presiden akan banyak calon lain yang kuat dan kemungkinan menggoyahkan Jokowi seperti Anies Baswedan, TGB Zainul Majid, Gatot Nurmantyo dan sosok lainnya.

Pakar Komunikasi Politik Emrus Sihombing mengatakan, dari tiga nama yang dikeluarkan LSIN memang masih sulit menyebut mana yang paling pas sebagai pendamping Jokowi dari kalangan santri religius. Namun, Emrus menyebut bahwa Jokowi selama ini terlihat tidak terlalu suka dengan mereka yang jor-joran mendeklrasikan akan berada satu pemerintahan dengan Jokowi.

Buktinya dalam pemilihan menteri di Kabinet Kerja saja Jokowi lebih banyak memasukan nama-nama yang tidak santer diberitakan di media massa. "Bisa disebut Jokowi ini memakai politik 'serut kayu'. Dia bermain dengan tenang dan halus dalam melicinkan dan mensuksekan Pilpres yang akan datang," ujar Emrus.

Dengan cara politik tersebut, Jokowi jelas akan mencari calon pendamping yang bisa memuluskannya dalam pencalonan nanti. Dengan persoalan yang menaungi Jokowi seperti masalah isu agama, maka dia sudah pasti mencari sosok yang bisa membentengi isu tersebut agar elektabiltasnya tetap tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement