Ahad 11 Feb 2018 18:45 WIB

ISPA, Kasus Kesehatan Tertinggi di Kabupaten Bogor

ISPA memang biasa ditemukan di tempat-tempat yang berdebu

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Hazliansyah
Pasien Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) menanti giliran periksa di Puskesmas (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/ Feny Selly
Pasien Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) menanti giliran periksa di Puskesmas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Tingginya partikel debu di Kabupaten Bogor memberikan dampak bagi kesehatan masyarakat. Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) menjadi salah satu kasus kesehatan tertinggi di kawasan ini.

Kepala Seksi Penanganan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Yusnita Sihite, menjelaskan, ISPA merupakan penyakit yang paling banyak dilaporkan puskesmas se-Kabupaten Bogor.

"Kalau ISPA memang biasa ditemukan di tempat-tempat yang berdebu dan sering dilewati truk," kata saat dikonfirmasi Republika.co.id, Ahad (11/2).

Pada 2015, Yusnita mencatat pengidap ISPA yang menyerang anak usia 1 sampai 4 tahun ditemukan sebanyak 165.998 kasus. Meski belum ada data pasti, angka ini perlahan meningkat seiring dengan kualitas udara yang buruk di Kabupaten Bogor.

Selain ISPA, penyakit pernapasan lain yang kerap ditemukan di Kabupaten Bogor adalah paru-paru basah (pneumonia). Sepanjang 2017, Dinkes Kabupaten Bogor menemukan 23.823 dari 515.588 balita mengidap pneumonia.

Yusnita menjelaskan, selain karena debu, pneumonia disebabkan karena daya tahan tubuh anak yang lemah.

"Biasanya disebabkan di rumahnya jarang terkena sinar matahari, jadi lembap," katanya.

Menurut Yusnita, pneumonia paling banyak terjadi di wilayah Kecamatan Ciawi. Sebanyak 1.567 kasus yang di Puskesmas Ciawi, Banjarsari, Citapen. Tapi, semuanya sudah menjalani pengobatan secara intensif di puskesmas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement