Sabtu 10 Feb 2018 23:10 WIB

Mengapa Dipanggil Tuan Guru Bajang?

Tuan Guru Bajang seperti panggilan Gus di Jawa.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Teguh Firmansyah
Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi.
Foto: Muhammad Nursyamsyi/REPUBLIKA
Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur NTB Tuan Guru Haji (TGH) Muhammad Zainul Majdi menjadi salah satu kepala daerah yang menjadi perbincangan atas sejumlah keberhasilannya dalam membangun NTB selama dua periode.

Menariknya, publik lebih mengenal Muhammad Zainul Majdi dengan sebutan Tuan Guru Bajang (TGB). Perihal penyebutan ini, TGB menjelaskan, bahwa Tuan Guru Haji merupakan sebutan bagi orang Lombok kepada tokoh agama. Sedangkan, bajang sendiri memiliki arti muda dalam bahasa Sasak.

"Tuan Guru biasanya untuk tokoh agama yang diberikan masyarakat, masyarakat sendiri yang memberikan, nah Bajang, kebetulan pada waktu itu saya yang paling muda," ujar TGB dalam dialog di Suara Muslim, Surabaya, Sabtu (10/2) malam.

Menurut TGB, kata Tuan Guru Haji dan Tuan Guru Bajang sama dengan Kiai Haji atau Gus di Tanah Jawa. Pada 2008, TGB sendiri didapuk sebagai gubernur termuda di Indonesia dengan usia 36 tahun.

 

Pada Mei 2018, TGB akan menginjak usia 46 tahun. TGB beranggapan, penyebutan Tuan Guru Bajang dan TGB ini tak lepas agar memudahkan masyarakat memanggil dirinya. "Karena biasa masyarakat panggil itu (TGB), mungkin karena praktis kali ya, kalau sebut nama itu kan panjang," kata TGB.

Meski sudah tak muda lagi, namun sebutan TGB terus tersemat dari masyarakat untuk dirinya. "Jadi sudah melekat, biar pun saya sudah tidak muda lagi tapi tetap dipanggil Tuan Guru Bajang," kata TGB menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement