REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, tetap mewaspadai ancaman banjir luapan Bengawan Solo. Meski, ketinggian air di Taman Bengawan Solo (TBS) mulai surut menjadi 13,30 meter (siaga I), pada Sabtu pukul 15.00 WIB.
"Kewaspadaan menghadapi ancaman banjir Bengawan Solo tetap kita lakukan. Meskipun sekarang ketinggian air di TBS yang semula sempat mencapai 13,40 meter mulai berangsur-angsur surut," kata Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, di Bojonegoro, Sabtu (10/2).
Menurut dia, surutnya air Bengawan Solo di daerahnya, disebabkan ketinggian air Bengawan Solo di Jurug, Solo, Jawa Tengah dan Ngawi, saat ini sudah berangsur-angsur surut.
"Sepanjang tidak ada tambahan hujan lokal dan Bengawan Solo di hulu airnya tidak naik lagi, air di hilir Jawa Timur, akan terus surut," ucapnya.
Meski demikian, kata dia, BPBD tetap mewaspadai ancaman banjir luapan Bengawan Solo, banjir bandang dan tanah longsor yang dipengaruhi puncak curah hujan yang akan terjadi pada Februari.
"Puncak curah hujan yang berpotensi menimbulkan bencana pada musim hujan tahun ini pada Februari," ujarnya.
Data di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo di Bojonegoro menyebutkan ketinggian air di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, di bawah siaga banjir dengan ketinggian mencapai 25,83 meter, Sabtu pukul 15.00 WIB.
Sebelumnya ketinggian air di Karangnongko, sempat mencapai 26,86 meter pagi tadi. Di daerah hilir Babat, Karanggeneng, Laren, dan Kuro, di Lamongan, pada waktu bersamaan juga masih siaga I-hijau masing-masing 7,42 meter, 4,99 meter, 3,90 meter, dan 1,78 meter.
Seorang petani Desa Temu, Kecamatan Kanor, Bojonegoro Hadi menambahkan para petani di sejumlah desa di Kecamatan Kanor dan Baureno, yang tanaman padinya di lahan banjir luapan Bengawan Solo semuanya sudah panen.
"Petani di Kanor dan Baureno, sudah selesai panen tanaman padi, bahkan mulai bersiap-siap musim tanam padi lagi," katanya.
Hal itu dibenarkan Camat Kanor, Bojonegoro Subiyono. "Tanaman padi di sejumlah desa di wilayah Kanor luasnya sekitar 500 hektare dan tahun ini aman dari banjir luapan Bengawan Solo," ucapnya.