Jumat 09 Feb 2018 21:18 WIB

Terancam Gagal Tanam, Petani Karawang Butuh Bantuan Bibit

Ribuan hektare sawah terendam banjir.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Nur Aini
Sawah terendam banjir (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Yusran Uccang
Sawah terendam banjir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Dinas Pertanian Kabupaten Karawang mengungkapkan banjir yang menggenangi wilayah ini selama beberapa hari terakhir berdampak pada areal persawahan. Adapun luasan sawah yang tergenang banjir mencapai 4.427 hektare. Jika tak segera teratasi, genangan banjir tersebut menjadi ancaman utama kegagalan tanam bagi petani.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, M Hanafi Chaniago, mengatakan, sampai saat ini belum ada laporan mengenai areal persawahan yang gagal tanam atau panen. Akan tetapi, genangan banjir ini menjadi perhatian serius pihaknya dan petani. Hal ini mengingat, lamanya sawah yang tergenang air tersebut antara dua sampai lima hari.

"Mudah-mudahan tidak ada yang gagal tanam atau panen," ujar Hanafi, kepada Republika.co.id, Jumat (9/2).

Meskipun belum ada laporan mengenai kegagalan tanam ini, pihaknya terus memantau perkembangan areal sawah yang kebanjiran tersebut. Apalagi, sawah yang tergenang banjir cukup luas, 2.583 hektare padi yang berada di persemaian serta 1.844 hektare padi yang ada di pertanaman. Usia tanamannya antara delapan sampai 30 hari setelah tanam (HST).

Menurut Hanafi, jika tanaman yang tergenang air itu masih ada yang muncul ke permukaan, berarti angka harapan padi selamatnya cukup tinggi. Akan tetapi, bila seluruhnya tergenang air, potensi gagal tanamnya cukup tinggi.

Untuk itu, bila ada yang gagal tanam, pihaknya akan segera mengusulkan bantuan benih ke pusat. Hal ini agar selepas banjir ini, petani bisa melakukan tanam ulang.

"Kami masih tunggu laporan dulu dari UPTD. Jadi, sampai sekarang kami belum mengusulkan bantuan untuk petani yang areal sawahnya tergenangi banjir," ujarnya.

Hanafi menyebutkan, 4.427 hektare sawah yang tergenang itu, tersebar di lima kecamatan. Yakni, Kutawaluya, Tempuran, Cilamaya Kulon, Cilamaya Wetan dan Cilebar.

Sementara itu, Apendi (54 tahun), petani asal Kecamatan Cilamaya Kulon, mengatakan, saat ini banjir di wilayahnya yang menggenangi areal persawahan mulai surut. Selain itu, padi tersebut belum terlihat rusak karena, genangan airnya tak terlalu lama yakni, hanya lima hari. "Belum ada tanda-tanda kerusakan akibat genangan kemarin," ujarnya.

Baca juga: Seratusan Rumah di Cirebon Terendam Banjir

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement