REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Sekitar 1.040 hektare sawah di Kabupaten Subang dan Indramayu terendam banjir menyusul tingginya curah hujan di kedua wilayah tersebut pada Selasa (6/2) lalu. Meski terendam banjir dengan ketinggian antara 20 hingga 60 sentimeter tanaman padi berusia sekitar satu bulan tersebut masih bisa di selamatkan.
"Terendam selama satu hingga dua hari dan masih bisa diselamatkan atau tidak puso," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jabar, Ir Hendy Jatnika MM kepada Republika.co.id Jumat (9/2).
Menurut Hendy, di Kabupaten Indramayu luas lahan sawah terendam banjir seluas 599 hektare yang berada di Kecamatan Sukra seluas 160 hektare, Kadanghaur seluas 435 hektare, dan Kecamatan Kedokanbunder seluas lima hekatare.
Di Kecamatan Sukra, kata dia, banjir terjadi di Desa Ujungebang 45 hektare, Desa Tegal Taman 105 dan Desa Sumur Raden 10 hektare. Di Kecamatan Kandanghaur, imbuh dia, banjir merendam sawah di Desa Parean Girang 45 hektare, Bulak 135 hektare, Pranti 45 hektare, Eretan Wetan dua hektare, Eretan Kulon 195 hektare, Kertawunangun 15 hektare, dan Desa Soge dua hektare.
Sementara di Kecamatan Kedokanbunder banjir merendam tanaman padi di Desa Kedokanbunder Wetan seluas lima hektare.
Hendy mengungkapkan, banjir di ketiga kecamatan tersebut merendam sawah dengan ketinggian 20 hingga 70 sentimeter. Tanaman padi tersebut, kata dia, merendam sawah dengan kurun waktu satu sampai tiga hari.
Meski terendam banjir, kata dia, tanaman padi berusia sekitar satu bulan tersebut masih bisa diselamatkan. Ia mengatakan, lahan yang terendam padi tersebut akan terus dipantau oleh jajaran Dinas Pertanian setempat bersama petugas Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura yang ada di daerah tersebut.
" Jika terjadi gejala puso petugas akan membantu petani melakukan penanaman ulang. Tapi mudah-mudahan tak sampai puso," ujar dia.
Sedangkan di Kabupaten Subang, lanjut Hendy, banjir merendam tanaman padi di Kecamatan Blanakan seluas 445 hektare. Banjir tersebut melanda Desa Rawa Mekar (45 hektare), Rawameneng (50), Jayamukti (150), Langensari (20), dan Desa Tanjungtiga 200 hektare.
Ketinggian air di daerah ini antara 20 hingga 50 sentimeter dengan usia tanaman sekitar satu bulan. "Informasi terakhir sudah ada yang surut. Mudah-mudahan tidak puso, masih selamat karena umur tanamannya masih muda. Kalau ada yang puso akan dilakukan tanam ulang secepatnya," tutur dia.