Kamis 08 Feb 2018 21:08 WIB

Menunggu Kedatangan Jokowi...

Presiden meresmikan irigasi di Jorong Piliang yang termasuk pada program padat karya.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Agus Yulianto
Presiden RI Joko Widodo bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meninjau lokasi pembangunan irigasi di Jorong Piliang, Nagari Kaum Limo, Kecamatan Kaum Lima, Kabupaten Tanah Datar, Kamis (8/2).
Foto: dok. Humas KemenPUPR
Presiden RI Joko Widodo bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meninjau lokasi pembangunan irigasi di Jorong Piliang, Nagari Kaum Limo, Kecamatan Kaum Lima, Kabupaten Tanah Datar, Kamis (8/2).

REPUBLIKA.CO.ID,  Antusiasme warga Jorong Piliang, Nagari Kaum Limo, Kecamatan Kaum Lima, Kabupaten Tanah Datar begitu tinggi untuk bertemu Presiden RI Joko Widodo. Sejak siang, sekira pukul 14.00 WIB puluhan warga mulai memadati kawasan pembangunan irigasi yang rencananya akan ditinjau langsung oleh orang nomor satu di Indonesia tersebut.

Salahsatunya, Marniati (50 tahun). Siang itu dia terlihat begitu anggun dan rapi, dengan balutan gamis biru muda yang ia kenakan. "Beko ado Presiden (nanti ada Presiden)," ucap Marniati ketika disapa Republika.co.id, Kamis (8/2).

Bagi Marniati, bertemu dengan Presiden RI bukanlah momentum yang biasa. Rasa bahagia, harap, dan bangga beradu di dalam hati Marniati, dan mungkin semua warga Jorong tersebut. "Senang, iya," begitu kata Marniati sembari terus menoleh jalan menunggu hadirnya Jokowi.

Joko Widodo, memang dijadwalkan hadir meninjau lokasi pembangunan irigasi di Jorong Piliang pada pukul 14.00- 15.00 WIB. Sehingga wajar, Marniati terus memandangi jalan raya, mengharapkan kehadiran sang Presiden.

Tidak hanya Marniati, Rosmiati (43) pun terlihat begitu bahagia karena akan kedatangan Presiden. Rosmiati tak henti mengulum senyum malu-malu. Yang terucap dari bibirnya hanya pembenaran bahwa dia tengah menunggu Jokowi. "Iya, menunggu pak Presiden," begitu ucapnya.

Hingga pukul 16.00 WIB, kabar kedatangan Jokowi masih belum jelas. Republika.co.id pun mencoba mengonfirmasi kepada petugas setempat, namun katanya saat itu Jokowi masih menghadiri berada pada acara lain di Solok. "Masih diacara lain, tapi Pak Presiden sepertinya tetap jadi ke sini," ucap salah seorang staf Humas Kementerian Pembangunan dan Perumahan Rakyat.

Semakin sore, langit Jorong Piliang semakin gelap tertutupi awan. Dan benar saja, tidak berselang lama gemericik hujan mulai membasahi tanah Minang tersebut. Hujan itupun tak pelak membuat warga berduyun-duyun berteduh. Warga, ada yang memilih berteduh di bawah pohon, di warung-warung, di saung, dan tempat lain yang dirasa mampu melindungi tubuhnya dari air hujan.

Hujan deras mulai reda, bertepatan dengan Jokowi yang dikabarkan mulai mendekat. Warga pun kembali berkerumun. Keamanan mulai ditingkatkan. Petugas berpostur tinggi nan tegap, yang mengenakan kaos hitam bertuliskan Protokol Istana mulai berdatangan dan sibuk melakukan sterilisasi.

"Mundur lagi mundur, mohon tertib ya ibu-ibu, bapak-bapak," begitu titah para petugas ketika mengatur warga yang memadati lokasi peninjauan.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan beberapa staf pun mulai berjejer untuk menyambut Jokowi. Namun sayang, ketika itu hujan deras kembali mengguyur Jorong Piliang. Warga yang tengah asyik menunggu kehadiran Jokowi pun berhamburan kembali mencari tempat berteduh. Namun, tidak sedikit juga warga yang memilih bertahan, rela basah kuyup demi bertemu Presiden.

Jokowi tiba di lokasi pukul sekitar pukul 18.00 WIB. Setelah menggunakan helm pelindung, dan menggunakan payung, Jokowi berjalan meninjau lokasi irigasi padat karya di Jorong Piliang. Tentunya, dengan didampingi Basuki Hadimuljono dan sejumlah warga yang tetap setiap menunggu Jokowi, meskipun harus basah kuyup.

Irigasi yang dibangun di Jorong Piliang sendiri termasuk pada program padat karya. Basuki mengatakan adanya program padat karya ini membuat para petani membangun desanya di saat tidak musim tanam. "Biasanya para petani, setelah masa tanam, pergi ke kota untuk mencari pekerjaan lain. Tapi, dengan adanya program Padat Karya ini, mereka jadi tidak perlu pergi kemana-mana. Justru mereka membangun desanya lewat pembangunan saluran irigasi dan mendapatkan upah," ujar Menteri Basuki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement