Kamis 08 Feb 2018 18:24 WIB

Groginya Wartawan Hadapi Jarum Suntik Vaksinasi

Vaksin ditujukan untuk orang sehat, bersifat pencegahan dan produk biologi

Adjie Sambogo saat divaksin. Foto: Lilis Sri Handayani/Republika
Adjie Sambogo saat divaksin. Foto: Lilis Sri Handayani/Republika

REPUBLIKA.CO.ID,  ''Udah lama gak disuntik. Terakhir disuntik waktu kecil,'' ujar Suwandi, salah seorang wartawan harian Rakyat Cirebon, saat mengikuti Vaksinasi Flu yang diberikan Bio Farma, Kamis (8/2). Kegiatan itu menjadi bagian dari acara Media Gathering dan Workshop 2018 yang dilaksanakan di Desa Alamanis Resort dan Villa, Gronggong, Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon, Rabu  (7/2) - Kamis (8/2).

 

Wajah Suwandi terlihat tegang. Wajahnya dipalingkan ke arah kanan, enggan melihat ke arah jarum suntik yang siap ditusukkan ke lengan kirinya. Matanya langsung dipejamkan saat jarum suntik yang berisi vaksin flu itu mulai ditusukkan ke lengannya. Dia pun nampak terkejut saat penyuntikan vaksin berlangsung cepat. ''Oh, sudah?'' tanya Suwandi dengan penuh kelegaan. Ternyata suntik vaksinasi tak seseram yang dibayangkannya.

 

Ekspresi serupa juga ditunjukkan oleh Adjie Sambogo, seorang kru Republika. Dia pun mengaku selama ini takut untuk disuntik. Adjie pun enggan melihat ke arah jarum suntik. Matanya dipejamkan, nafasnya ditarik dalam-dalam dan ditahan saat jarum suntik itu ditusukkan ke lengannya. ''Saya sebenarnya takut disuntik, rasanya ngeri-ngeri sedep,'' tutur Adjie.

 

Namun, Adjie mengaku terpaksa mau disuntik vaksinasi karena sebentar lagi dirinya akan berangkat umrah. Selain vaksinasi flu yang sangat dianjurkan bagi calon jamaah umrah, dirinya juga diwajibkan vaksinasi meningitis. Ketakutan saat disuntik imunisasi juga diungkapkan seorang wartawan dari Kompas.com, Shela. Dia pun mengaku baru pertama kali ini disuntik. ''Awalnya ya deg-degan dan takut. Tapi saya beranikan diri untuk divaksin flu karena selama ini memang sering flu,'' tutur Shela.

 

Selain Suwandi, Adjie dan Shela, masih ada sejumlah wartawan lainnya yang juga terlihat grogi dan tegang saat diimunisasi. Meskipun begitu, mereka tetap memberanikan diri untuk divaksin mengingat pentingnya vaksin flu bagi kesehatan mereka. Namun, ada pula seorang wartawan yang benar-benar tak kuasa menghadapi jarum suntik. Secara diam-diam, wartawan itu menyelinap meninggalkan lokasi vaksinasi. ''Jantungku berdetak kencang, Kak. Gemeteran nih. Hahaha.....,'' tutur seorang wartawan yang enggan disebut namanya.

 

Sementara itu, Kepala Bagian Manajemen Mutu PT Bio Farma, Mahsun Muhammadi, menjelaskan, vaksinasi flu gratis itu sengaja diberikan oleh Bio Farma kepada puluhan wartawan yang mengikuti acara Media Gathering dan Workshop 2018. Tujuannya, agar para wartawan itu terlindungi dari penyakit influenza. ''Jadi wartawan lebih sehat dan produktif,’’ tutur Mahsun.

 

Mahsun menilai, dari segi risiko, wartawan rawan tertular influenza. Pasalnya, wartawan sering keluar lapangan menghadapi berbagai kondisi cuaca dan bertemu banyak orang di banyak tempat. Dengan vaksinasi itu, mereka bisa terlindungi dari serangan flu setidaknya selama setahun kedepan.

 

Selain wartawan, lanjut Mahsun, vaksinasi flu juga sangat dianjurkan bagi para calon jamaah umroh dan haji, disamping vaksinasi meningitis yang memang diwajibkan. Begitu juga bagi wisatawan yang ingin bepergian ke luar negeri, vaksin flu termasuk highly recommended. Mahsun mengakui, vaksinasi sebaiknya ditunda bagi orang yang sedang menderita infeksi berat, badannya panas dan serangan penyakit yang akut. Dia menyatakan, vaksinasi ditunda sementara hingga penyakit tersebut diobati. ''Jadi intinya apapun penyakit yang diderita oleh seseorang boleh divaksin, asalkan kondisinya sedang fit,'' tegas Mahsun.

 

Mahsun pun mengimbau masyarakat agar jangan menolak vaksinasi. Menurutnya, vaksinasi sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk pencegahan penyakit. Tak hanya bagi penerimanya, vaksinasi juga mampu melindungi kelompok masyarakat di lingkungan penerima vaksin tersebut. ''Kalau tidak divaksin, akan terjadi wabah,'' tegas Mahsun.

 

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Divisi Surveilens dan Uji Klinik Bio Farma, Novilia Sjafri Bachtiar, juga menyatakan hal serupa. Dia mengatakan, vaksin sengaja diproduksi  untuk mencegah penyakit, terutama penyakit menular, penyakit yang menyebabkan kematian, dan penyakit yang menyebabkan kecacatan. ''Vaksin tidak sama dengan obat. Vaksin ditujukan untuk orang sehat, bersifat pencegahan, dan produk biologi,'' kata Novi.

 

Menurut Novi, proses produksi vaksin telah melalui uji klinis. Vaksin pun diproduksi sesuai dengan Good Manufacturing Process (GMP), adanya kontrol dan telah melalui uji dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebelum dipasarkan kepada masyarakat. N lilis sri handayani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement