REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- BPBD Kabupaten Karawang, menyatakan banjir yang menerjang wilayah ini sudah mulai surut. Sebelumnya, ada 11 desa di lima kecamatan yang tergenang banjir.
Pada Kamis (8/2) ini, wilayah yang tergenang banjir tinggal empat desa yang tersebar di empat kecamatan. Dengan ketinggian air antara 20-50 centimeter.
Kepala BPBD Kabupaten Karawang, Banuara Nadeak, mengatakan sejak awal pekan, ada 11 desa di lima kecamatan yang tergenang banjir. Saat itu, ketinggian air antara 10 cm-170 cm. Banjir terparah terjadi di Desa Karangligar, Kecamatan Teluk Jambe Barat, dengan ketinggian genangan sampai 170 cm.
"Kini sudah mulai surut. Tinggal empat desa lagi termasuk, Desa Karangligar yang masih tergenang air. Tapi, tidak separah sebelumnya," ujar Banuara, kepada Republika.co.id, Kamis (8/2).
Banjir yang menggenangi empat desa ini, 312 kepala keluarga (KK) dan 1.039 jiwa terdampak. Tidak ada yang mengungsi dari jumlah warga yang terdampak banjir tersebut. Mereka memilih tetap berada di rumahnya.
Karena itu, BPBD telah mendistribusikan kebutuhan logistik bagi warga yang menjadi korban banjir tersebut seperti, bantuan bahan pangan, selimut, serta obat-obatan. Tak hanya itu, perahu karet juga disiagakan untuk keperluan mengevakuasi warga menuju tempat pengungsian.
Sebelumnya, korban banjir yang melanda lima kecamatan mencapai 2.689 KK atau 7.942 jiwa. Korban banjir ini, tersebar di Kecamatan Karawang Barat, Cilebar, Rengasdengklok, Teluk Jambe Barat, dan Rawamerta. Pada saat itu, ada 28 KK atau 198 jiwa mengungsi ke titik pengungsian yang sudah disiapkan BPBD.
Banjir yang melanda Karawang ini, kata Banuara, akibat meluapnya Sungai Cibeet dan Sungai Citarum di wilaya Kedunggede. Menurut Banuara, pihaknya mengimbau kepada masyarakat terutama yang tinggal di dekat sungai, supaya lebih waspada saat musim penghujan ini. Sebab, faktor utama kebanjiran yang melanda Karawang akibat meluapnya air sungai. Adapun sungai yang sering meluap ini, yakni Sungai Citarum, Cibeet dan Cilamaya. "Termasuk anak-anak sungai dari ketiga sungai besar itu, memang rawan meluap saat musim penghujan ini. Makanya, kita semua harus waspada," ujarnya.
Sementara itu, warga di Desa Karangligar, Kecamatan Teluk Jambe Barat, mulai membersikan lumpur dan sampah pascabanjir. Pasalnya, air yang menggenangi pemukiman di wilayah itu mulai surut.
Asep Saepullah (48 tahun) warga setempat, mengatakan, genangannya masih ada tetapi, tidak setinggi kemarin. Saat ini, genangan air hanya setinggi mata kaki. "Semoga banjir tidak datang lagi. Kami capek beres-beresnya terutama, membersihkan lumpur," ujarnya.