Rabu 07 Feb 2018 17:07 WIB

Pemprov DKI Petakan Aliran Sungai yang Bisa Dinormalisasi

Dengan program yang merangkul warga, normalisasi sungai diharapkan berhasil.

 Pekerja menyelesaikan proyek normalisasi Sungai Ciliwung di Bukit Duri, Jakarta, Jumat (10/2).
Foto: Republika/ Wihdan
Pekerja menyelesaikan proyek normalisasi Sungai Ciliwung di Bukit Duri, Jakarta, Jumat (10/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Normalisasi sungai menjadi salah satu program Pemprov DKI Jakarta dalam mengatasi banjir. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, pihaknya akan merangkul warga dalam rencana normalisasi sungai.

"Kita akan lihat daerah mana yang bisa kita normalisasikan dengan program yang merangkul warga," kata Sandiaga di Gedung Jakarta Creative Hub, Jakarta Pusat, Rabu (7/2).

Ia mengatakan, ada beberapa warga yang menyatakan siap direlokasi. Asalkan, Pemprov DKI bisa menyediakan perumahan di dekat tempat mereka tinggal sekarang dan tidak terlalu jauh dari ekosistem.

"Yaitu pendidikannya, sosialnya, ekonominya, mereka bisa mendukung program penataan yang dilakukan oleh pemerintah. Tapi ada juga keinginan mereka supaya tidak semuanya di shift up, jadi tidak diturap," kata Sandiaga.

Ia mengatakan, ada beberapa perumahan yang akan dibangun khususnya di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan, yang bisa sinergikan dengan rumah susun rusun yang sudah ada atau tempat-tempat yang sudah dibangun.  "Normalisasi akan ada di tempat tertentu tergantung antisipasi dan keinginan dari masyarakat," kata Sandiaga lagi.

Sandiaga mengakui, dengan melakukan turap itu, ada percepatan daripada derasnya air. Pemprov DKI juga menerapkan kearifan lokal seperti pembuatan bronjong.

"Kalinya itu dibronjong atau kita tanami tumbuh-tumbuhan yang bisa membantu slowing down. Atau sumur resapan yang bisa 'slowing down' derasnya air yang datang dari Bogor," kata Sandiaga.

Air Mengalir Lebih Lancar

Sebelumnya pada Selasa (6/2), Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, debit sungai di Jakarta kini mengalir lebih lancar. Sehingga berdampak positif terhadap penanganan banjir di Ibu Kota.

"Normalisasi Sungai Ciliwung yang dilakukan sebelumnya menyebabkan debit sungai menjadi lebih lancar mengalir," kata Sutopo.

Pada Selasa, hingga pukul 12.00 WIB, tinggi muka air di Bendung Katulampa dan Depok ada pada posisi normal, yaitu Siaga IV, sedangkan di Pintu Air Manggara Siaga III. Kondisi banjir relatif cepat surut karena debit air dari hulu menurun dan tidak ada hujan lokal yang berintensitas tinggi.

Sutopo mengatakan, terdapat 11.450 jiwa dan 6.532 jiwa mengungsi akibat banjir yang melanda Jakarta. "Menurut laporan BPBD DKI Jakarta banjir meliputi 141 RT dan 49 RW di 20 kelurahan pada 12 kecamatan di Jakarta Timur, Jakarta Selatan dan Jakarta Barat. Ribuan rumah terendam banjir," kata Sutopo melalui siaran pers di Jakarta, Selasa.

Pengungsi tersebar di 31 titik pengungsian di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Meskipun ribuan rumah terendam banjir, banyak warga yang tidak bersedia mengungsi. "Mereka tetap berada di rumahnya. Perabotan rumah tangga mereka telah dipindahkan ke lantai atas di rumah mereka," tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement