REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebagai daerah dengan risiko bencana tertinggi di Indonesia, Jawa Barat memiliki tanggung jawab sosial tinggi dalam penanggulangan bencana. Menurut Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, apabila bencana tidak ditangani dengan baik maka akan muncul masalah sosial di masyarakat. "Kenapa bencana menjadi penting untuk kita hadapi, penting kita tanggulangi bersama-sama. Karena ini sumber kemiskinan," ujar Deddy Mizwar yang akrab disapa Demiz, Selasa malam (6/2).
Demiz mengatakan, pada saat bencana tidak tertanggulangi dengan baik maka akan muncul kantong-kantong kemiskinan baru, akan muncul pengangguran, dan ketimpangan sosial. "Karena itu harus ditangani dengan sebaik-baiknya," katanya.
Petugas gabungan kembali menemukan korban yang sempat hilang akibat bencana longsor di Cijeruk, Bogor.
Demiz menilai, keberadaan Taruna Siaga Bencana (Tagana) sangat strategis. Karena, memiliki tanggung jawab sosial mulia dan besar. Keberadaan Tagana, sangat strategis dalam melakukan perlindungan sosial masyarakat. "Ada tanggung jawab sosial yang sangat besar yang harus dihadapi oleh Tagana," katanya.
Saat ini, kata dia, ada 1.600 anggota Tagana di seluruh Jabar. Mereka telah mengikuti berbagai pelatihan di tingkat daerah maupun nasional. Saat ini, Jabarmenjadi daerah dengan tingkat kerawanan atau potensi bencana tertinggi di Indonesia. Kabupaten Cianjur memiliki risiko bencana tertinggi di Jawa Barat, diikuti Kabupaten Garut diurutan kedua, dan Sukabumi di posisi ketiga.
Demiz pun meminta pada Tagana agar tidak hanya bisa melakukan penanggulangan bencana. Namun juga turut melakukan mitigasi bencana melalui program sadar lingkungan kepada masyarakat. "Ini (bencana) akibat bagaimana perubahan iklim dan juga perilaku manusia yang merusak alam," katanya.
Warga Kampung Bolero, Desa Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung terpaksa tinggal di tenda terpal di bantaran Sungai Citarum karena rumah mereka sering terendam banjir, (7/2). Hampir dua tahun lebih mereka bolak balik tinggal di tenda yang didirikan oleh warga.
Menurut Demiz, imbas dari bencana ini bisa berdampak pada segala sektor, termasuk sektor ekonomi. Keseimbangan alam akan terjadi, manakala manusia mampu menjaga alam dengannya baik. Karena kalau berbicara pariwisata, perikanan, pertanian, maka sebetulnya kita harus menjaga keseimbangan alam.
"Masyarakat harus diajak untuk menjaga alamnya dengan baik. Kalau alam dijaga dengan baik, maka Insyaallah kebencanaan pun akan berkurang. Sebab kebanyakan bencana ini karena ulah manusia," katanya.