Rabu 07 Feb 2018 10:04 WIB

Jakarta Dihantui Banjir

Pemprov DKI akan terus meningkatkan kesiagaan terkait potensi datangnya banjir.

Banjir Jakarta
Foto: republika
Banjir Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fergi Nadira/ Zahrotul Oktaviani/ mg01/ Hartifiany Praisra/ RR Laeni Sulistyawati

JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan, kondisi cuaca ekstrem yang melanda Bogor, Jakarta, dan sekitarnya masih akan berlangsung hingga beberapa waktu mendatang. Selama itu, Pemprov DKI Jakarta akan terus meningkatkan kesiagaan terkait potensi datangnya banjir.

"Menurut proyeksi BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), diproyeksikan cuaca seperti ini bisa sampai 16 Februari," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (6/2). Dia pun menyatakan, Pemprov DKI Jakarta akan dalam posisi bersiaga hingga sekitaran tanggal itu.

Ia menuturkan, pada pukul 01.00 WIB, Selasa (6/2), pintu air Manggarai mencapai puncaknya, yakni 900 sentimeter (cm). Kenaikan muka air Sungai Ciliwung itu sebelumnya telah terdeteksi melalui peningkatan di Bendung Katulampa, Bogor.

Akibatnya, sebagian wilayah, terutama di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan, terendam luapan sungai. Di beberapa tempat, seperti Rawajati, Jakarta Selatan, dan Kampung Melayu, Jakarta Timur, ketinggian banjir mencapai tiga meter. Selasa pagi, air di Manggarai mulai surut ke angka 895 sentimeter sampai 870 sentimeter. Menurut Anies, puncak dari luapan air Sungai Ciliwung sudah terjadi. Mantan menteri pendidikan itu pun menjanjikan seluruh pompa di muara berjalan dengan baik dan lancar.

photo
Banjir ancam Jakarta.

Jika nantinya air kian surut, Anies memerintahkan agar pembersihan selekasnya dilakukan. Setelah itu, semua sisa banjir dibersihkan sehingga tak meninggalkan bakteri dan kuman. "Sekarang tim wali kota memantau, ketika air sudah surut dilakukan operasi karbol," kata Anies saat mengunjungi lokasi banjir Kampung Melayu, Jakarta Timur.

Meluapnya Ciliwung kemarin dipicu hujan ekstrem yang mengguyur wilayah Bogor sejak Ahad (4/2). BMKG menyimpulkan, hujan deras terkait puncak musim hujan itu kemudian memicu peningkatan tajam tinggi muka air Ciliwung dan menimbulkan longsor di kawasan Puncak.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir akibat luapan Sungai Ciliwung di wilayah DKI Jakarta berdampak terhadap 11.450 jiwa. Banjir meliputi 141 RT dan 49 RW di 20 kelurahan pada 12 kecamatan di Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat. Ribuan rumah terendam banjir," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Selasa (6/2).

Sebanyak 6.532 jiwa mengungsi. Mereka tersebar di 31 titik pengungsian di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. "Bantuan logistik telah disalurkan kepada pengungsi. Secara umum, penanganan berlangsung lancar," kata Sutopo.

Hingga hari Selasa (6/2) pukul 12.00 WIB, menurut dia, tinggi muka air di Katulampa dan Depok pada posisi normal atau siaga 4 dan di Pintu Air Manggarai siaga 3. Kondisi banjir relatif cepat surut karena debit dari bagian hulu menurun dan tidak ada hujan lokal yang berintensitas tinggi. Normalisasi Ciliwung yang dilakukan sebelumnya juga menyebabkan debit sungai menjadi lebih lancar mengalir.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengiyakan, cuaca ekstrem di Jakarta dan sekitarnya masih akan berlanjut. "Menurut analisis cuaca saat ini diperkirakan kondisi hujan dengan intensitas tinggi akan terjadi diperkirakan hingga 12 Februari 2018," kata Dwikorita, dalam telekonferensi di gedung BMKG, kemarin. Ia menambahkan, BMKG telah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait kebencanaan agar mengimbau kewaspadaan masyarakat.

Sementara itu, Ketua RW 07 Kelurahan Rawajati Sari Budi Handayani mengatakan, banjir di Jakarta Selatan kali ini separah yang terjadi pada 2013. Sari menjelaskan, biasanya banjir hanya sekitar satu meter, tetapi pada banjir kali ini ketinggian air mencapai tiga meter. "Lantai satu rumah warga tenggelam, bahkan di lantai dua rumah warga ketinggian air sebetis orang dewasa," kata dia.

Hal serupa disampaikan warga Kampung Melayu, Jakarta Timur. Di beberapa titik di lokasi itu, banjir mencapai dua meter pada Senin (5/2)malam. Di sebagian lokasi ditemukan ada genangan lumpur. Wati, salah seorang warga RW 5, Kampung Melayu, mengeluhkan banjir tahunan kali ini lebih besar dari sebelumnya. "Terakhir besar 2007 lalu, sisanya banjir biasa, gakada lumpurnya," kata dia saat ditemui Republika, kemarin.

Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Harry Hikmat menjanjikan, kebutuhan logistik pengungsi banjir Jakarta terpenuhi. Di antaranya, toilet, air bersih, dan makanan siap saji.

Kemensos juga mendirikan sejumlah dapur umum di lapangan. Ia menegaskan, tenggat ber dirinya posko ini tidak dibatasi, demikian juga anggaran yang nantinya digunakan.

BANJIR JAKARTA

- Lokasi: 20 kelurahan di 12 kecamatan

- Titik Banjir: 141 RT di 49 RW

- Warga Terdampak: 11.450 jiwa (7.228 KK)

- Pengungsi: 6.532jiwa

- Pengungsian: 31titik

LONGSOR BOGOR/TANGERANG

- Lokasi:5 kelurahan

- Titik Longsor:27 titik

- Meninggal:6 orang

- Luka-luka:8 orang

- Hilang: 1 orang

Sumber: Badan Nasional

Penanggulangan Bencana/Pusat Data Republika

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement