Selasa 06 Feb 2018 20:47 WIB

Cianjur Siaga Darurat Bencana Longsor

Longsor terjadi di daerah Puncak dan tiga kampung di Desa Ciloto.

Sejumlah petugas gabungan melakukan evakuasi longsor di Jalur Utama Puncak, Bogor, Jawa Barat, Senin (5/2).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah petugas gabungan melakukan evakuasi longsor di Jalur Utama Puncak, Bogor, Jawa Barat, Senin (5/2).

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat, menyatakan wilayahnya sedang siaga darurat untuk bencana longsor, pergerakan tanah, dan banjir. Longsor terjadi menyusul kondisi cuaca ekstrem.

"Terlebih beberapa hari terakhir kondisi cuaca di Cianjur hujan turun dengan intensitas tinggi, sehingga berdampak besar terjadi bencana alam," kata Sekretaris BPBD Cianjur Sugeng Supriyadi di Cianjur Selasa (6/2).

Dia menjelaskan hujan deras sejak dua hari lal, mengakibatkan longsor di dua titik di wilayah Cianjur, tepatnya jalur utama Puncak Pass dan tiga kampung di Desa Ciloto. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.

"Untuk saat ini, kami baru menerima dua laporan bencana alam di wilayah utara, sedangkan di wilayah selatan belum ada laporan terjadinya bencana," katanya.

Tingginya curah hujan yang berdampak terjadinya bencana, membuat pihaknya menetapkan status siaga bencana longsor di seluruh wilayah Cianjur. Terutama, di kawasan zona merah bencana.

Titik rawan bencana di wilayah utara seperti di Kecamatan Cipanas, Sukaresmi, Pacet dan sebagian di wilayah Cugenang. Sedangkan, untuk wilayah selatan meliputi Kecamatan Pagelaran dan Tanggeung karena beberapa waktu lalu terjadi beberapa kali bencana longsor.

"Wilayah tersebut mendapat pengawasan penuh dari tim BPBD dan relawan kebencanaan karena di beberapa wilayah itu, kerap terjadi pergerakan tanah sampai longsor," katanya.

Pihaknya mengimbau warga melalui pihak kecamatan dan desa untuk waspada dan segera mengungsi jika melihat tanda-tanda akan terjadi bencana. Karena, hingga saat ini, pihaknya belum ada rencana untuk merelokasi warga di titik rawan bencana.

"Saat ini warga yang terancam belum bisa dilakukan relokasi kecuali kondisinya sangat membahayakan. Namun imbauan terus kami lakukan ketika ada tanda-tanda segera mencari tempat aman," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement