Selasa 06 Feb 2018 18:40 WIB

Mendikbud: Kebudayaan Berperan Bangun Karakter Bangsa

Kebudayaan adalah superordinat dari pendidikan

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Hazliansyah
Pembukaan RNPK. Presiden Joko Widodo memukul gong membuka acara didampingi Menko PMK Puan Maharani, Mendikbud Muhadjir Effendy, dan Mensesneg Pratikno (dari kanan) saat Pembukaan Rembuk Nasional dan Kebudayaan (RNPK) di Pusdiklat Kemendikbud, Depok, Jawa Barat, Selasa (6/2).
Foto: Republika/ Wihdan
Pembukaan RNPK. Presiden Joko Widodo memukul gong membuka acara didampingi Menko PMK Puan Maharani, Mendikbud Muhadjir Effendy, dan Mensesneg Pratikno (dari kanan) saat Pembukaan Rembuk Nasional dan Kebudayaan (RNPK) di Pusdiklat Kemendikbud, Depok, Jawa Barat, Selasa (6/2).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kembali menegaskan pentingnya peranan kebudayaan dalam pembangunan karakter bangsa. Sebab, kebudayaan dinilai sebagai katalisator dalam proses pendidikan nasional yang dapat membentuk generasi muda Indonesia menjadi insan yang tak hanya berilmu, namun memiliki karakter positif dan berbudi pekerti luhur.

"Memang kebudayaan adalah superordinat dari pendidikan. Bukan pararel, apalagi subordinat. Justru pendidikan kita harus disinari, dipayungi oleh kebudayaan. Karena itu strategi kebudayaan ini sangat mendesak untuk segera kita rumuskan untuk pembangunan Indonesia yang lebih baik," kata Mendikbud Muhadjir Effendy pada kegiatan "Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan" di Depok, Selasa (6/2).

Muhadjir mengatakan, implementasi pemajuan kebudayan sebelum disahkannya undang-undang nomor 5 tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan telah bergerak cepat. Namun, sifatnya masih instrumental. Seperti membenahi cagar budaya atau museum, mendorong siswa-siswa untuk dapat lebih mengapresiasi berbagai produk.

Menurut dia, saat ini jajarannya sedang menyegerakan penerbitan sekitar 50 aturan turunan dari undang-undang yang sudah digagas sejak tahun 80-an tersebut.

"Saya harap nantinya ada pembicaraan yang fundamental yang dapat menjadi landasan kebijakan pembangunan Indonesia ke depan," ujar Muhadjir.

Sementara itu, Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, mengungkapkan, arah pembentukan karakter generasi muda sesuai dengan penguatan pendidikan karakter yang telah dicanangkan Presiden menjadi semakin solid. Menurut dia, pendidikan nasional bersumber dari kekayaan budaya yang dimiliki bangsa akan bermuara pada pembentukan karakter.

"Kebudayaan sebagai sumber sekaligus hasil dari proses pendidikan," tutur Hilmar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement