REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan tak ada kendala berarti yang membuat lambatnya penentuan lokasi (penlok) proyek light rapid transit (LRT) jalur Dukuh Atas dan Setiabudi. Saat ini Pemprov dikatakan Sandi sedang melakukan koordinasi.
"Enggak ada (kendala) sih sebetulnya, tinggal koordinasi saja," kata Sandiaga di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (6/2).
Sandiaga mengatakan telah berkomunikasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. Ia mendapatkan arahan untuk segera melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait.
"Kemarin kami sudah terhubung dengan kantor Pak Luhut (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan) dan kami diarahkan untuk berkoordinasi segera untuk bisa mengeksekusi," ujar dia.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Adhi Karya Persero Budi Harto mengeluhkan lambatnya penlok di beberapa titik proyek LRT. Ia mengatakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan belum menerbitkan penlok di jalur Setiabudi-Dukuh Atas. Padahal moda transportasi baru tersebut harus siap diuji coba pada Mei 2019.
Budi menuturkan, saat ini proses pengerjaan pembangunan LRT Jabodebek secara keseluruhan baru mencapai 32 persen. Proyek itu telah menghabiskan dana sekitar Rp 7 triliun. Rencananya, dari total anggaran proyek Rp 26,7 triliun, selaku kontraktor proyek, PT KAI dan PT Adhi Karya Persero akan menanggung Rp 9 triliun. Sisanya akan diperoleh dari kredit perbankan, seperti dari Bank Mandiri, BRI, BNI, CIMB Niaga, dan BCA.
Menurut Budi, seluruh biaya yang kini telah dihabiskan masih ditanggung oleh PT Adhi Karya Persero. Pembayaran dana dari PT KAI baru akan dilakukan bulan ini. Ia memperkirakan dana itu baru bisa cair dua pekan mendatang.