REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Satuan petugas gabungan kembali melakukan proses pencarian korban hilang akibat bencana longsor di jalur Puncak, Bogor, Selasa (6/2). Pencarian dilanjutkan setelah sempat dihentikan pada Senin (5/2) malam akibat cuaca yang tidak kondusif dan kabut.
Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas) Polres Bogor, AKP Hasby Ristama, menjelaskan, pencarian dilakukan di dua titik. Yakni, "Riung Gunung dan rel kereta api KM 13.800 Cijeruk," tuturnya kepada Republika.co.id, Selasa (6/2) pagi.
Dari kepolisian, setidaknya 300 personel dikerahkan untuk mencari korban yang kemungkinan besar masih tertimbun tanah. Di antaranya, dua satuan setingkat apeleton (SST) dari SAR Brimobda Jawa Barat dan SAR Kompi Cipanas bersama satu SST fokus mencari tiga korban hilang di Riung Gunung.
Untuk pencarian di area rel kereta api Cijeruk, sebanyak dua SST dari SAR Brimob Resimen 3 Kedung Halang, satu SST SAR Sabhara Polres Bogor dan satu unit K-9 dikerahkan. Setidaknya masih ada lima korban yang dinyatakan hilang di area ini.
Tidak hanya mencari, personel juga dikerahkan untuk pembersihan jalur. Sebanyak 60 personel gabungan Lantas dan Polsek dikerahkan untuk membersihkan material longsor di Riung Gunung, sementara 45 personel bertanggung jawab di Cijeruk.
Selain itu, Hasby menambahkan, dilakukan juga kelanjutan pembersihan lokasi longsor di jalur Puncak lain. "Dilakukan di titik-titik longsor yang terjadi secara sporadis di luar lokasi-lokasi longsor utama," ucapnya.
Saat ini, kepolisian masih melakukan penutupan jalur dari Gunung Mas sampai Ciloto yang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. Sedangkan, mobil dilakukan pengalihan ke dua jalur alternatif. Pertama, melalui jalur Gunung Putri, Jonggol, Cariu, Sukamakmur, Taman Bunga Cipanas dan pilihan kedua, jalur Ciawi, Sukabumi sampai Cianjur.
Untuk pembukaan jalur, kepolisian masih akan mengevaluasi terlebih dahulu dengan instansi terkait seperti BPBD Kabupaten Bogor dan Dinas PUPR setempat.
Dalam evaluasi tersebut, akan dibuat SOP penggunaan dan penyiapan jalur puncak, mengingat ada jalur yang tanahnya amblas pada bagian vawah aspal. "Hujan juga terus turun, membahayakan pengendara melintas," tutur Hasby.