Senin 05 Feb 2018 02:50 WIB

TGB: HPN Momentum Penting Bagi Insan Pers

Insan pers harus menjaga objektivitas, akurasi, dan kesahihan berita.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) berbicara tentang riba dalam silaturrahmi nasional Lariba Islamic Indonesia di Fave Hotel, Garut, Jawa Barat (14/1).
Foto: dok. Humas Pemprov NTB
Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) berbicara tentang riba dalam silaturrahmi nasional Lariba Islamic Indonesia di Fave Hotel, Garut, Jawa Barat (14/1).

REPUBLIKA.CO.ID,  MATARAM -- Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) menyampaikan ucapan selamat Hari Pers Nasional (HPN) yang jatuh pada 9 Februari. Menurut TGB, HPN merupakan momentum bagi seluruh insan pers untuk kembali mengingat esensi jurnalistik yang baik dan menghadirkan informasi yang objektif dan bermanfaat.

TGB menilai, insan pers harus menjaga objektivitas, akurasi, dan kesahihan berita. Bagi TGB, insan pers memiliki peran penting dalam memberikan edukasi dan informasi yang akurat kepada masyarakat.

Dalam perjalanannya, dunia pers terus berkembang di Tanah Air. TGB memandang perkembangan pers di Indonesia sudah cukup baik.

TGB membandingkan dengan kondisi saat masa-masa awal setelah reformasi. Saat ini, kata TGB, insan pers di Indonesia sudah jauh lebih bertangung jawab dibanding pada masa-masa awal reformasi.

"Sekarang berita-berita sudah semakin berkualitas dan hampir tidak ada di media mainstream itu berita-berita yang hoaks dan ini kabar baik," ujar TGB kepada Republika.co.id, Sabtu (3/2).

Persoalan menangkal berita hoaks, lanjut TGB, menjadi salah satu pekerjaan rumah bagi insan pers mengingat merebaknya informasi yang datang dari media sosial (medsos).

TGB menilai, onsan pers berkontribusi dalam memberikan penjelasan dan Informasi yang utuh dalam menjawab pertanyaan publik. TGB meyakini, masyakarat akan percaya pada insan pers selama mampu menjaga objektivitas dan kesahihan sebuah berita, meski marak informasi yang datang dari medsos.

Menurut TGB, masyarakat masih memerlukan media mainstream untuk mengetahui kebenaran informasi yang muncul dari medsos.

"Boleh saja media sosial berkembang, tetapi kalau media mainstream mampu menjaga objektivitas dan kesahihan berita, masyarakat akan kembali (ke media mainstream) untuk mengonfirmasi apa yang mereka baca dan dengar di medsos," lanjut TGB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement