Ahad 04 Feb 2018 16:37 WIB

RS Sardjito Gelar Pemeriksaan Mata Gratis

Wartawan juga mendapatkan kesempatan untuk melakukan pemeriksaan mata.

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Fernan Rahadi
RSUP Dr Sardjito menyelenggarakan pemeriksaan mata dan pemberian kacamata gratis kepada sekitar 180 karyawan RSUP Sardjito di di Gedung rawat jalan RSUP Dr Sardjito , Sabtu (3/2).
Foto: Republika/Neni Ridarineni
RSUP Dr Sardjito menyelenggarakan pemeriksaan mata dan pemberian kacamata gratis kepada sekitar 180 karyawan RSUP Sardjito di di Gedung rawat jalan RSUP Dr Sardjito , Sabtu (3/2).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- RSUP Dr Sardjito menyelenggarakan pemeriksaan mata dan pemberian kacamata gratis kepada sekitar 180 karyawan RSUP Sardjito dari golongan bawah termasuk satpam dan petugas cleaning service.

Kegiatan ini dalam rangka HUT RSUP Dr Sardjito dan pemeriksaannya dilakukan oleh oftamologi komunitas Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta.

"Ini sebagai wujud kepedulian rumah sakit terhadap karyawan dari golongan bawah," kata Direktur Utama RSUP Dr Sardjto, Darwito, di Gedung rawat jalan RSUP Dr Sardjito , Sabtu (3/2). 

Selain karyawan RSUP Dr Sardjito, wartawan juga mendapatkan kesempatan untuk melakukan pemeriksaan mata dan mendapatkan kacamata gratis. Pada kesempatan ini, Darwito menyerahkan secara simbolis kacamata kepada kelima karyawan di lingkungan RSUP Dr Sardjito. 

"Alhamdulillah bisa periksa mata gratis dan mendapatkan kaca mata gratis," kata seorang Satpam di RSUP Dr Sardjito, Mistain.

Menurut Darwito, pemeriksaan mata ini penting karena mata merupakan pusat segalanya. "Bila seseorang sedikit sakit mata saja akan bingung," ujar Darwito.

Prof Suhardjo dari Departemen Ilmu Kesehatan Mata FK UGM dalam sambutannya mengatakan kegiatan ini untuk mencegah kelainan mata dan barangkali dapat ditemui penyakit yang terkait dengan kebutaan tetapi tidak dirasakan.

"Sebagai rumah sakit tidak boleh hanya merawat orang sakit, tetapi juga harus aktif melakukan skrining di masyarakat. Kalau rumah sakit pasif dan tidak aktif melakukan deteksi dini, maka anggaran dari BPJS tidak cukup," tuturnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement