Ahad 04 Feb 2018 14:01 WIB

Jembatan Gantung 10 Meter Putus, Belasan Warga Jatuh

Jembatan gantung yang memiliki ketinggian 10 meter dengan panjang 58 meter itu.

Warga menyeberang melalui jembatan gantung (Ilustrasi)
Warga menyeberang melalui jembatan gantung (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Jembatan gantung antardesa yang baru digunakan warga selama tiga pekan terakhir di Desa Pusakasari-Karyamukti, Kecamatan Leles, Cianjur, Jawa Barat, putus, Ahad (4/1). Akibatnya, belasan warga luka-luka dan seorang di antaranya kritis.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, 11 orang warga luka-luka dan seorang kritis setelah terjatuh dari jembatan gantung yang memiliki ketinggian 10 meter dengan panjang 58 meter itu.

Informasi dihimpun, peristiwa tersebut bermula ketika belasan warga Kampung Sikluk, Desa Karyamukti, hendak menyeberang jembatan yang membentang di atas sungai Cisokan, usai mengantar kerabatnya berobat. Sebagian besar korban jatuh bersama sepeda motor yang mereka tumpangi agar cepat sampai ke rumahnya masing-masing. Korban sengaja memilih lewat jembatan karena jarak tempuh lebih cepat kalau menggunakan jalan utama yang rusak.

"Sejak jembatan ini selesai tiga minggu yang lalu, warga lebih memilih untuk melintas di jembatan karena jarak tempuh lebih cepat. Saat kejadian ada enam sepeda motor yang melintas sekaligus," kata Suryadi Sekdes Karyamukti,saat dihubungi Ahad (4/1).

Selang beberapa saat melintas, korban yang tidak masuk secara bersamaan dengan jarak antarkendaraan yang cukup jauh, tiba-tiba kawat sling jembatan putus. Akibatnya, korban yang berada di dari ujung, tengah dan ujung lainnya langsung terjun ke dasar sungai dengan ketinggian lebih dari 10 meter itu. Bahkan empat orang lainnya yang sudah ada di ujung dan awal jembatan ikut tercebut ke dasar jembatan.

"Tidak semuanya di tengah, sudah ada yang diujung hampir sampai dan ada yang baru masuk. Yang langsung jatuh di posisi tengah, kalau yang lainnya terbawa ke tengah karena jembatan jadi miring ke bawah, " katanya.

Dia menjelaskan, ada 12 orang yang menjadi korban dalam peristiwa putusnya jembatan yang baru selesai dan digunakan warga selama tiga pekan tersebut. Empat di antaranya luka berat, satu korban kritis dan lainnya luka ringan.

"Untuk yang kritis dirawat di RSUD Pagelaran karena luka robek di bagian kepala. Sedangkan belasan korban lainnya mendapat perawatan di puskesmas terdekat," katanya.

Dia berharap, Pemkab Cianjur segera memperbaiki jembatan yang putus itu karena merupakan akses utama antar desa untuk warga beraktifitas. "Kalau bisa kualitasna ditingkatkan karena melihat kondisinya fisik jembatan meragukan," katanya.

Wakil Bupati Cianjur, Herman Suherman mengatakan, putusnya jembatan bukan dari segi kualitas yang buruk, namun akibat beban melampaui batas. Pihaknya akan mendorong rekanan segera memperbaiki jembatan karena masih dalam masa perawatan.

"Setiap jembatan gantung akan dipasangi papan informasi beban maksimal yang dapat dilalui. Jembatan putus karena kelebihan muatan bukan karena kualitasnya jelek. Segera diperbaiki agara dapat kembali digunakan," katanya.

Sedangkan untuk korban, Pemkab Cianjur, akan membebaskan biaya perawatan dan penanganan medisnya alias gratis. "Semua biaya perawatan terhadap korban digratiskan, saat ini kami masih menunggu hasil tim di lapangan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement